
Pantau - State Library Victoria resmi dibuka pada 11 Februari 1856, menandai era baru dalam perkembangan sosial di koloni yang tumbuh pesat di Australia. Pada saat itu, Melbourne baru berusia lebih dari dua dekade dan mengalami perubahan besar akibat Demam Emas, peningkatan populasi, serta kemajuan ekonomi dan sosial.
Melbourne Era 1850-an: Ekspansi dan Perubahan Sosial
Tahun 1851 menjadi tonggak sejarah ketika Victoria dipisahkan dari New South Wales, dengan Charles La Trobe sebagai Gubernur Letnan pertama. Pada tahun yang sama, penemuan emas di Ballarat mengubah wajah Melbourne secara drastis. Dari pemukiman sederhana, kota ini berkembang dengan pesat, ditandai oleh pembangunan infrastruktur megah, termasuk proyek ambisius: State Library Victoria.
Sebelum era emas, sebagian besar imigran Eropa ke Australia berasal dari dua kategori: narapidana atau pemukim bebas, dengan tingkat pendidikan yang rendah. Pemerintah Victoria menyadari bahwa selain tenaga kerja, koloni baru ini juga membutuhkan masyarakat yang berpendidikan. Pada tahun 1850, jumlah penduduk Eropa di Victoria mencapai 69.739 jiwa, dengan sekitar 6.807 anak bersekolah. Sepuluh tahun kemudian, populasi meningkat drastis menjadi 548.412, dan jumlah siswa sekolah mencapai 51.668.
Pentingnya pendidikan juga tercermin dalam Library Act 1850 yang disahkan di Inggris, memungkinkan pemerintah daerah mendirikan perpustakaan publik. Victoria segera mengadopsi gagasan ini, berbeda dengan daerah lain yang lebih lamban dalam menerapkannya.
Baca juga: Dights Falls, Destinasi Wisata Sejarah dan Alam di Melbourne
1853-1856: Lahirnya State Library Victoria

Pada Januari 1853, Dewan Legislatif Victoria menyetujui anggaran sebesar £3.000 untuk koleksi buku dan £10.000 untuk pembangunan perpustakaan publik pertama di Australia. Keputusan ini disambut positif oleh masyarakat, karena akses gratis terhadap buku dan bahan bacaan merupakan kemajuan besar bagi kaum pekerja.
Sebagai pemimpin proyek, Redmond Barry, yang juga dikenal karena menjatuhkan hukuman mati kepada Ned Kelly, menjadi salah satu pengawas utama. Pada tahun yang sama, diadakan kompetisi desain perpustakaan, yang dimenangkan oleh Joseph Reed, seorang arsitek asal Cornwall, Inggris. Desainnya menampilkan arsitektur bergaya Klasik Revival dengan elemen megah dan atap berkubah tinggi.
Perpustakaan ini dirancang sebagai ruang multifungsi yang mencakup perpustakaan, museum, dan galeri seni. Pembangunan dimulai dari bagian tengah, yang terdiri dari dua lantai: lantai pertama sebagai area masuk dan lantai kedua sebagai ruang penyimpanan buku. Kemudian, sayap tambahan, ruang pertemuan, serta fasilitas lainnya dibangun secara bertahap.
Baca juga: Old Melbourne Gaol, Dari Penjara Brutal hingga Museum Bersejarah
Perkembangan Berkelanjutan State Library Victoria
Sejak dibuka, perpustakaan ini terus mengalami perubahan dan ekspansi. Pada tahun pertama, hanya bagian tengah yang bisa diakses publik. Kemudian, gas dipasang untuk penerangan, memungkinkan pengunjung membaca di malam hari.
Pada 1859, Queen’s Reading Room ditambahkan, dan lima tahun kemudian, Palmer Hall mulai beroperasi. Dalam beberapa dekade berikutnya, berbagai ruang baca, galeri, dan aula terus dibangun untuk meningkatkan kapasitas dan aksesibilitas.
Dalam perkembangan terbaru, pada 2018, State Library Victoria membuka akses baru dari Russell Street dan La Trobe Street. Tahun berikutnya, Victoria Gallery diresmikan menggantikan ruang staf La Trobe Gallery.
Pada 2015, proyek Vision 2020 diluncurkan dengan anggaran $55,4 juta dari Pemerintah Victoria serta tambahan $28 juta dari donasi filantropi. John dan Pauline Gandel dari Gandel Philanthropy menyumbangkan $2 juta untuk mendirikan Children’s Quarter, sebuah ruang edukasi bagi anak-anak yang kini dinamai Pauline Gandel Children’s Quarter.
Baca juga: Mengenal Kebudayaan Australia di Melbourne Museum
State Library Victoria: Simbol Pendidikan dan Kesetaraan

Pembukaan Melbourne Public Library merupakan langkah progresif yang bertujuan menciptakan ruang inklusif bagi masyarakat. Di era itu, segregasi sosial masih menjadi norma, dengan pembatasan berdasarkan kelas, gender, dan ras. Namun, perpustakaan ini berupaya menjadi tempat netral di mana semua orang dapat mengakses ilmu pengetahuan.
Sejumlah aturan diberlakukan untuk menjaga ketertiban, seperti larangan membawa pulang buku, mengganti buku ke tempat semula, dan tidak merusak fasilitas. Beberapa aturan mencerminkan nilai sosial saat itu, seperti kewajiban berpakaian sopan. Pada 1856, seorang pria dilarang masuk karena tangannya kotor, sementara perpustakaan belum menyediakan fasilitas mencuci tangan.
Meski awalnya hanya melayani masyarakat Eropa, perpustakaan ini lambat laun berperan dalam mengurangi kesenjangan sosial. Pada 1858, koran The Inquirer and Commercial News mencatat bahwa perpustakaan tidak hanya dikunjungi kaum elite, tetapi juga para pekerja dan wanita. Namun, partisipasi masyarakat non-Eropa masih sangat terbatas pada masa itu.
Saat ini, State Library Victoria berkomitmen terhadap prinsip inklusi, keberagaman, dan aksesibilitas. Berbagai program dan inisiatif diterapkan untuk mendukung kelompok yang menghadapi hambatan fisik, ekonomi, atau sosial dalam mengakses fasilitas perpustakaan.
Baca juga: Menyingkap Keindahan Labassa Mansion, Destinasi Bersejarah di Melbourne
Mengunjungi State Library Victoria
State Library Victoria menjadi destinasi wajib bagi siapa pun yang berkunjung ke Melbourne. Bangunan bersejarah ini tidak hanya berisi koleksi buku yang luar biasa, tetapi juga merupakan ikon arsitektur yang memukau. Berikut beberapa hal menarik yang dapat dinikmati di perpustakaan ini:
- La Trobe Reading Room Ruang baca ikonik dengan atap berkubah yang megah ini adalah tempat ideal untuk menikmati suasana tenang dan pencahayaan alami khas Melbourne.
- Patung dan Seni Perpustakaan ini memiliki banyak patung dan karya seni, termasuk patung Sir Redmond Barry, Joan of Arc, serta patung St George and The Dragon di halaman depan.
- Koleksi Bersejarah Dengan lebih dari dua juta buku, ribuan foto, peta, manuskrip, dan karya seni, pengunjung dapat menemukan berbagai koleksi unik, termasuk novel pertama yang dicetak di Australia, The Guardian: A Tale oleh Anna Maria Bunn.
- Fasilitas dan Acara Budaya Selain tempat membaca, perpustakaan ini menyediakan akses internet gratis, ruang studi, serta berbagai acara budaya yang diadakan sepanjang tahun.
Sebagai simbol kemajuan pendidikan di Australia, State Library Victoria tetap menjadi pusat literasi dan inovasi, menjaga perannya sebagai perpustakaan publik tertua di negara ini sekaligus menjadi destinasi favorit bagi warga lokal maupun wisatawan.
- Penulis :
- Latisha Asharani