billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Peraih Nobel Muhammad Yunus Ditunjuk Presiden Bangladesh Pimpin Pemerintahan Transisi

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Peraih Nobel Muhammad Yunus Ditunjuk Presiden Bangladesh Pimpin Pemerintahan Transisi
Foto: Satu-satunya peraih Nobel Bangladesh, Muhammad Yunus. (Getty)

Pantau - Satu-satunya peraih Nobel Bangladesh, Muhammad Yunus bakal memimpin pemerintahan transisi sementara usai kejatuhan dramatis Sheikh Hasina.

Keputusan yang dikonfirmasi sekretaris pers presiden Bangladesh, Joynal Abedin dicapai selama pertemuan yang melibatkan Presiden Mohammad Shahabuddin, para kepala angkatan bersenjata, dan para pemimpin Gerakan Mahasiswa Antidiskriminasi yang telah memimpin protes antipemerintah selama berminggu-minggu.

Pertemuan itu berlangsung usai 13 koordinator gerakan mahasiswa mengunjungi kediaman resmi presiden pada Selasa (6/8/2024) malam waktu setempat untuk membahas situasi dan kerangka kerja pemerintahan sementara dengan Shahabuddin. Lalu disusul para panglima angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara.

Baca juga: Pimpinan Demonstran Tolak Pemerintahan Militer Bangladesh, Apa Alasannya?

Pada Senin (5/8/2024), Sheikh Hasina mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan melarikan diri ke negara tetangga India. Kabinet pun dibubarkan tak lama kemudian.

Setelah pengunduran dirinya, Kepala Angkatan Darat Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman menyampaikan pidato di hadapan rakyat yang mengumumkan bahwa pemerintah sementara akan dibentuk untuk memerintah negara tersebut.

Lalu sehari setelahnya, Presiden Shahabuddin juga membubarkan parlemen negara tersebut. PM Sheikh Hasina meninggalkan negaranya ketika para pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran dirinya menyerbu kediaman resmi perdana menteri di ibu kota Dhaka.

Baca juga: Presiden Bangladesh Bubarkan Parlemen, Pemerintahan Sementara Segera Terbentuk?

Harian lokal Parthom Alo melaporkan Hasina bersama saudara perempuannya Sheikh Rehana berangkat ke Benggala Barat di India. Putri pendiri Bangladesh yang berusia 76 tahun itu telah memerintah negara berpenduduk 170 juta jiwa itu sejak 2009.

Sumber : Anadolu/ANTARA

Penulis :
Khalied Malvino