billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

UNRWA Bangun Kembali Sumur Air di Khan Younis

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

UNRWA Bangun Kembali Sumur Air di Khan Younis
Foto: Para pengungsi Palestina mengantre untuk mendapatkan air di sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Kamp Jabalia, Jalur Gaza utara. (Getty)

Pantau - Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) kembali membangun sumur air utama di Khan Younis usai hancur beberapa bulan lali akibat operasi militer Israel.

"Sumur itu kini berfungsi sebagai sumber air minum terbesar bagi para pengungsi Palestina di daerah tersebut. Sumur ini juga mampu memompa lebih dari 500 meter kubik air per hari, tulis pernyataan UNRWA, melansir Aljazeera, Kamis (15/8/2024).

Terlepas dari dampaknya, akses air di sebagian besar wilayah Gaza masih langka, dengan banyak keluarga “terpaksa menempuh jarak yang sangat jauh dalam suhu yang terik untuk mendapatkan kebutuhan dasar seperti itu,” kata juru bicara UNRWA, Louise Wateridge.

“Yang lainnya tidak dapat mengakses [air minum bersih] sama sekali, memaksa mereka untuk bertahan hidup dengan air kotor,” imbuhnya.

Baca juga: 70 Persen Sekolah UNRWA jadi Target Serangan Israel

Diberitakan, Juru bicara (Jubir) Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Juliette Touma, membeberkan kepada Washington Post bahwa Israel telah menargetkan 70 persen sekolah-sekolah milik UNRWA sejak perang Gaza dimulai.

Touma mengungkapkan sebagian besar digunakan sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina yang terlantar pada saat serangan terjadi.

Komentarnya kepada Washington Post muncul usai Israel menyerang dua sekolah lagi di Gaza utara pada Kamis (8/8/2024) waktu setempat, hingga menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai sekitar 30 warga lainnya.

Baca juga: UNRWA Catat 560 Warga Gaza Tewas Berlindung di Kamp Pengungsian Milik PBB

Touma menegaskan, tentara Israel telah mulai mengeluarkan pernyataan segera setelah serangan tersebut, mengklaim bahwa gedung-gedung tersebut digunakan oleh militan Hamas dan menyerang mereka dibenarkan.

"Ini adalah tuduhan yang sangat serius," ungkapnya.

"Kami tidak memiliki cara untuk mengonfirmasi atau menyangkal klaim-klaim ini, dan kami juga tidak memiliki kemampuan untuk menyelidikinya. Yang kami tahu adalah bahwa setiap kali sekolah atau bangunan ini diserang, yang menjadi korban adalah warga sipil, perempuan dan anak-anak," sambungnya.

Sumber: Aljazeera-

Penulis :
Khalied Malvino