
Pantau - Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO) melaporkan bahwa “nyaris 100 persen” penduduk Gaza terjebak dalam kemiskinan akibat hancurnya ekonomi dan tingkat pengangguran yang “mencengangkan” setelah lebih dari setahun perang.
Direktur Regional ILO untuk Negara-Negara Arab, Ruba Jaradat, dalam pernyataannya pada Kamis (17/10/2024) menyebutkan, dampak perang di Gaza tak hanya terlihat dari kehilangan nyawa, kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan, dan kerusakan fisik.
“Perang ini telah mengubah secara fundamental lanskap sosial-ekonomi Gaza,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa “dampaknya akan dirasakan selama beberapa generasi mendatang.”
ILO juga memperingatkan, di Tepi Barat yang diduduki, di mana serangan Israel dan serangan pemukim meningkat secara signifikan sejak perang di Gaza dimulai, situasi keuangan juga sangat memprihatinkan.
“Penurunan ekonomi yang signifikan di Tepi Barat diperkirakan telah lebih dari dua kali lipat tingkat kemiskinan jangka pendek, meningkat dari 12 persen pada 2023 menjadi 28 persen pada pertengahan 2024,” ungkap ILO.
Baca juga: 90 Persen Anak di Gaza Alami Krisis Pangan, Bulan Sabit Merah Palestina Serukan Aksi Cepat
Sebelumnya, Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa sekitar 90 persen anak-anak di Jalur Gaza tidak memiliki akses yang memadai terhadap makanan bergizi dan beragam, Sabtu (12/10/2024).
"Selama 12 bulan terakhir, masyarakat di #Gaza telah mengalami kelaparan, dengan 90 persen #anak-anak menderita kemiskinan pangan. Penderitaan manusia tidak boleh dianggap sebagai suatu kelaziman," tulis lembaga amal itu di X.
Bulan Sabit Merah Palestina juga menegaskan pentingnya upaya berkelanjutan untuk mengakhiri krisis pangan yang melanda wilayah tersebut. Situasi di Gaza semakin memburuk akibat blokade yang membatasi akses terhadap kebutuhan pokok.
UNICEF, badan PBB yang fokus pada anak-anak, melaporkan pada Juni bahwa hampir 3.000 anak di Palestina berada dalam kondisi rawan meninggal dunia akibat kekurangan gizi. UNICEF menekankan perlunya akses kemanusiaan yang aman serta gencatan senjata agar distribusi bantuan dapat kembali dilakukan.
Pasokan kemanusiaan ini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa penduduk Jalur Gaza, terutama anak-anak, yang menjadi kelompok paling rentan dalam krisis ini. UNICEF menegaskan bahwa tanpa tindakan segera, kondisi di Gaza dapat semakin memburuk, memperpanjang penderitaan ribuan anak-anak yang terjebak dalam krisis kemanusiaan tersebut. (Al Jazeera)
- Penulis :
- Khalied Malvino