
Pantau - Taiwan mengeluarkan peringatan tegas kepada China terkait potensi blokade militer yang dapat memicu perang dan berdampak luas terhadap perdagangan global. Menteri Pertahanan Taiwan, Wellington Koo, menegaskan bahwa blokade nyata oleh China akan dianggap sebagai tindakan perang di mata hukum internasional. Pernyataan ini muncul menyusul latihan militer China pekan lalu yang mempraktikkan skenario blokade terhadap Taiwan.
China selama ini mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya, meskipun pulau tersebut memiliki pemerintahan sendiri yang demokratis. Dalam lima tahun terakhir, Beijing intensif melakukan kegiatan militer di sekitar Taiwan, termasuk simulasi blokade dan serangan terhadap pelabuhan strategis. Namun, pemerintah Taipei dengan tegas menolak klaim kedaulatan tersebut.
Baca Juga:
Bakamla Perkuat Sinergi dengan TNI AL dan TNI AU di Laut Natuna Utara Pasca-Insiden Coast Guard China
Latihan militer terbaru China, yang dinamakan "Joint Sword-2024B," mensimulasikan pemblokiran pelabuhan dan area penting serta serangan terhadap target maritim dan darat. Namun, Koo menekankan bahwa latihan tersebut belum sampai pada tahap blokade sebenarnya yang akan melibatkan pelarangan total kapal dan pesawat masuk ke wilayah tersebut, tindakan yang menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa akan dianggap sebagai tindakan perang.
Koo memperingatkan bahwa tindakan blokade tidak hanya akan berdampak pada Taiwan, tetapi juga akan mempengaruhi komunitas internasional, terutama sektor perdagangan yang bergantung pada jalur laut dan udara di sekitar Taiwan. Peringatan ini mencerminkan meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan dan kekhawatiran akan eskalasi konflik di kawasan tersebut.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah
- Editor :
- Ahmad Ryansyah