
Pantau - Korea Utara kembali unjuk kekuatan. Pada Selasa (14/1/2025), Pyongyang menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek ke arah pantai timurnya, menurut militer Korea Selatan. Aksi ini terjadi hanya beberapa hari sebelum Donald Trump resmi dilantik kembali sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Baca juga: 300 Tentara Korut Tewas, Terjebak Perang Rusia-Ukraina
Menurut Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan, rudal tersebut meluncur sekitar pukul 09.30 pagi waktu setempat dari Kanggye, Provinsi Jagang, dekat perbatasan Korea Utara dengan China. Rudal itu terbang sejauh 250 km.
"Kami mengutuk keras peluncuran ini sebagai provokasi jelas yang mengancam perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," tegas JCS.
Mereka juga memperingatkan Korea Utara agar nggak salah langkah dan berjanji akan "merespons dengan kekuatan penuh" jika ada provokasi lanjutan.
Pelaksana tugas (Plt) Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, ikut mengecam tindakan ini sebagai pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB. Dia juga menegaskan Seoul akan merespons dengan tegas.
Baca juga: AS Peringatkan Korut Raup Untung dari Perang Rusia-Ukraina
Kantor Kepresidenan Korea Selatan langsung menggelar rapat Dewan Keamanan Nasional (NSC) untuk mengevaluasi situasi dan memastikan kesiapan pertahanan yang ketat.
Komando Indo-Pasifik AS juga mengutuk uji coba ini dan mendesak Pyongyang untuk menghentikan aksi ilegal dan provokatif yang mengganggu stabilitas kawasan.
Dari Negeri Sakura, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi menyatakan sudah mengetahui uji coba rudal tersebut. Tokyo sedang mengambil langkah maksimal melalui kerja sama erat dengan Washington dan Seoul, termasuk berbagi data peringatan rudal secara real-time.
Peluncuran ini terjadi sekitar sepekan setelah Korea Utara mengklaim telah menguji rudal balistik hipersonik jarak menengah baru—uji coba pertama sejak 5 November 2024.
Baca juga: Kim Jong Un Janji Perkuat Kerja Sama Ekonomi-Militer dengan Rusia
Menariknya, aksi ini berlangsung di tengah kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, Takeshi Iwaya ke Seoul. Sehari sebelumnya, Menlu Korea Selatan Cho Tae-yul dan Iwaya sepakat mengecam program nuklir dan rudal Korea Utara serta berjanji memperkuat kerja sama keamanan.
Menlu AS, Antony Blinken, saat berkunjung ke Seoul pekan lalu, juga menyerukan penguatan kerja sama bilateral dan trilateral dengan Tokyo untuk menghadapi ancaman militer Pyongyang.
Peluncuran rudal ini terjadi hanya beberapa hari sebelum pelantikan Donald Trump, yang pernah menggelar pertemuan bersejarah dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di masa jabatannya terdahulu. Trump bahkan pernah membanggakan hubungan pribadinya dengan Kim.
Menurut anggota DPR Korea Selatan yang mendapat briefing dari Badan Intelijen Nasional (NIS), uji coba senjata terbaru Korea Utara ini bertujuan "pamer kekuatan untuk menarik perhatian Trump" dan menunjukkan sikap keras terhadap AS setelah berjanji akan melakukan "aksi balasan anti-AS paling keras" dalam rapat kebijakan akhir tahun lalu.
Sumber: Reuters
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Muhammad Rodhi