
Pantau - Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa Gaza menghadapi krisis pangan yang semakin parah, dengan persediaan tepung hanya cukup untuk enam hari ke depan. Hal ini terjadi akibat tertahannya bantuan selama 19 hari terakhir, memperburuk kondisi di wilayah yang telah dikepung sejak Oktober 2023.
"Kami bisa memperpanjangnya dengan mengurangi jumlah yang diberikan kepada warga dalam penjatahan, tetapi sekarang kita berbicara dalam hitungan hari, bukan pekan," ujar Sam Rose dari UNRWA dalam pengarahan di Jenewa, Swiss, Jumat (21/3/2025).
Baca Juga:
PBB: Staf UNRWA Tewas dalam Serangan, Israel Perketat Blokade Gaza
Rose menyoroti bahwa ini adalah periode terlama tanpa masuknya pasokan makanan ke Gaza sejak dimulainya serangan Israel. Situasi semakin genting setelah empat malam berturut-turut terjadi pengeboman sejak gagalnya upaya gencatan senjata pada Senin (17/3) malam, yang menewaskan lebih dari 700 warga Palestina, termasuk 200 wanita dan anak-anak.
Selain ancaman kelaparan, sekitar 70.000 orang kini mengungsi akibat serangan terbaru dan perintah evakuasi dari Israel. Hingga saat ini, hampir 50.000 warga Palestina tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta lebih dari 112.000 lainnya terluka akibat agresi militer Israel.
Di tengah meningkatnya eskalasi, Israel terus mendapat sorotan dunia internasional. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas serangan yang terus berlangsung di Gaza.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah
- Editor :
- Ahmad Ryansyah