billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

China Desak Deeskalasi Konflik Setelah Iran Putuskan Tutup Selat Hormuz, Peringatkan Dampaknya bagi Ekonomi Global

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

China Desak Deeskalasi Konflik Setelah Iran Putuskan Tutup Selat Hormuz, Peringatkan Dampaknya bagi Ekonomi Global
Foto: Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun (sumber: ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Pantau - Pemerintah China mengeluarkan pernyataan resmi menanggapi keputusan parlemen Iran yang menyetujui penutupan Selat Hormuz, jalur strategis utama bagi pasokan minyak dan gas dunia, di tengah meningkatnya ketegangan dengan Israel.

Respons China atas Penutupan Selat Hormuz

Parlemen Iran pada Minggu (22/6) menyetujui bahwa Selat Hormuz harus ditutup sebagai tanggapan atas konflik berkepanjangan dengan Israel, menurut anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri parlemen Iran.

Langkah ini menandai pertama kalinya Iran memutuskan penutupan Selat Hormuz sejak konflik dengan Israel dimulai pada 1979.

Selat Hormuz merupakan jalur penting bagi ekspor minyak negara-negara seperti Arab Saudi, Irak, Uni Emirat Arab, Qatar, Iran, dan Kuwait.

Sebagai respons, China menyerukan stabilitas kawasan dan menegaskan pentingnya menjaga jalur energi internasional tetap terbuka.

"Teluk Persia dan perairan di sekitarnya merupakan rute penting untuk perdagangan barang dan energi internasional. Menjaga keamanan dan kestabilan kawasan ini merupakan kepentingan bersama masyarakat internasional," ungkap pernyataan resmi dari pemerintah China.

China juga memperingatkan bahwa pemblokiran Selat Hormuz dapat berdampak besar pada ekonomi global.

Sekitar 20 juta barel minyak mentah atau 20 persen dari konsumsi global melewati selat tersebut setiap harinya, menurut Badan Informasi Energi Amerika Serikat.

Harga minyak mentah Brent tercatat naik 2,45 persen menjadi 77,33 dolar AS (sekitar Rp1,27 juta) per barel hingga Minggu (22/6) pukul 23.48 waktu setempat.

"China menyerukan kepada masyarakat internasional untuk meningkatkan upaya guna mendorong deeskalasi konflik, dan mencegah kekacauan regional berdampak lebih besar pada pertumbuhan ekonomi global," tegas pernyataan tersebut.

Upaya Diplomatik dan Evakuasi Warga China

China menyatakan bahwa komunikasi dengan Iran masih terus berlangsung.

"Komunikasi antara China dan Iran, terus berlangsung. Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Wang Yi telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi melalui telepon dan menyatakan bahwa China siap untuk meningkatkan komunikasi dengan Iran dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus memainkan peran konstruktif dalam upaya deeskalasi," ungkap perwakilan Kementerian Luar Negeri China.

Menanggapi serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran, China mengecam tindakan tersebut.

"Tindakan tersebut melanggar tujuan dan prinsip Piagam PBB dan memperburuk ketegangan di Timur Tengah," tegas pihak China.

Sebagai langkah diplomatik, China bersama Rusia dan Pakistan mengusulkan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB.

"Dewan Keamanan tidak dapat tinggal diam. China, Rusia, dan Pakistan mengusulkan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat, perlindungan warga sipil, penghormatan terhadap hukum internasional, dan keterlibatan dalam dialog dan negosiasi," ujar pernyataan bersama ketiga negara tersebut.

China juga menyoroti pentingnya menghormati fasilitas nuklir yang berada di bawah pengawasan IAEA.

"Menyerang fasilitas nuklir di bawah perlindungan IAEA merupakan pelanggaran serius terhadap tujuan dan prinsip Piagam PBB dan hukum internasional. China mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk mencegah situasi memburuk, memastikan pertempuran tidak meluas, dan kembali ke jalur penyelesaian politik," tegasnya.

Dalam konteks evakuasi, pemerintah China telah memindahkan 3.125 warga negaranya dari Iran ke tempat yang aman.

"Di antara mereka, ada bayi berusia 10 bulan, seorang lansia berusia 70 tahun, dan warga negara dari Hong Kong dan Taiwan. Karena warga negara China yang ingin meninggalkan Iran telah dievakuasi dengan selamat, evakuasi personel China di Iran telah selesai," ungkap perwakilan pemerintah China.

Kedutaan China di Israel juga membantu evakuasi lebih dari 500 warga negara dari Israel serta warga dari negara lain seperti Inggris, India, dan Polandia.

"Selama evakuasi, negara-negara, termasuk Iran, Azerbaijan, Turkmenistan, Armenia, Turki, Irak, UEA, Oman, Kuwait, Mesir, dan Yordania, menawarkan dukungan yang berharga kepada kami, kami berterima kasih akan hal itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

Meski demikian, beberapa warga negara China memilih tetap tinggal di Iran dan Israel.

"Kementerian kami mengingatkan mereka untuk tetap aman. Rekan-rekan kami di misi diplomatik dan konsuler China di Iran dan Israel telah tetap bertugas, dan akan terus melakukan segala yang mungkin untuk menawarkan bantuan kepada warga negara China di sana," imbuhnya.

Data terbaru mencatat sedikitnya 430 orang tewas dan lebih dari 3.500 orang terluka di Iran akibat serangan-serangan Israel, sementara di pihak Israel dilaporkan 25 orang tewas dan ratusan lainnya cedera.

Penulis :
Leon Weldrick
Editor :
Ricky Setiawan