billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Menteri P2MI Bahas Pendirian Migrant Center dan Kelas Migran Bersama Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Menteri P2MI Bahas Pendirian Migrant Center dan Kelas Migran Bersama Universitas Pendidikan Indonesia
Foto: Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding bersama jajaran Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Kementerian P2MI Jakarta (sumber: Kemen-P2MI)

Pantau - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menerima audiensi jajaran Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Kantor Kementerian P2MI Jakarta pada Senin untuk membahas pembentukan kelas migran dan pelatihan terpadu bagi calon pekerja migran.

Bahas Kelas Migran Sejak Awal Perkuliahan

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Karding menekankan pentingnya mempersiapkan mahasiswa sejak dini untuk menghadapi dunia kerja di luar negeri.

"Akan lebih baik di universitas, di semester awal sudah ada peminatan. Kita siapkan (pelatihan) bahasa, negara, dan lainnya sejak awal sehingga ketika lulus, mereka sudah siap kerja di luar negeri," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menciptakan ekosistem migrasi yang aman dan terkelola dengan baik.

Salah satu bentuk implementasi dari peran tersebut adalah pendirian Migrant Center, yaitu pusat layanan satu atap untuk calon pekerja migran.

"Kami coba dorong terbentuknya Migrant Center di semua tempat. Boleh dilakukan perguruan tinggi, sekolah, swasta, atau pemda. Yang penting ada ruang untuk mempersiapkan masyarakat kita agar siap bekerja di luar negeri dengan skill dan pelindungan yang memadai," katanya.

Kerja Sama Pendidikan dan KKN Tematik Migran

Karding juga membahas peluang kerja sama dengan UPI dalam pembentukan pusat pelatihan terintegrasi.

Kerja sama ini meliputi pemetaan kompetensi tenaga kerja dan pengembangan kurikulum kelas migran.

"Oleh karena itu, saya kira satu yang mungkin kita bisa konsolidasikan untuk kerja sama, yang pertama adalah bidang pendidikan dan pengajaran melalui pembentukan pusat pelatihan terintegrasi," ujar Karding.

Rektor UPI Didi Sukyadi menyambut baik gagasan tersebut dan menyatakan kesiapan institusinya untuk berkontribusi.

"Kalau tadi ada ide untuk Migrant Center, bagi kami itu sangat pas dan sangat cocok. Dari sisi ruang kelas, pelatihan bahasa, dan koneksi, kami sudah siap. Yang kami butuhkan adalah panduan administratif dan regulasi agar tidak melanggar aturan," ia mengungkapkan.

UPI juga akan mulai memetakan minat mahasiswa sejak awal perkuliahan terkait keinginan mereka bekerja di luar negeri.

"Saya akan minta data mahasiswa baru, siapa yang berminat bekerja di luar negeri. Di pagi hari mereka belajar konten akademik, dan di sore hari belajar bahasa. Target kami, 50 persen dari satu angkatan siap berangkat ke luar negeri," jelas Didi.

Selain itu, UPI berencana mengintegrasikan tema pekerja migran ke dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Program KKN tersebut akan diarahkan ke wilayah-wilayah yang memiliki jumlah pekerja migran tinggi, seperti Cianjur dan Majalengka.

"Kalau diminta P2MI untuk KKN di wilayah-wilayah pekerja migran, kami siap. Asalkan ada modul dan pelatihan awal dari kementerian. Ini bisa jadi bentuk pengabdian sekaligus pemberdayaan," pungkas Didi.

Penulis :
Leon Weldrick