Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Suriah Berlakukan Gencatan Senjata di Suwaida demi Pertukaran Tahanan dan Pemulihan Stabilitas

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Suriah Berlakukan Gencatan Senjata di Suwaida demi Pertukaran Tahanan dan Pemulihan Stabilitas
Foto: (Sumber: Pasukan keamanan Suriah terlihat memasuki kota Sweida, Suriah selatan, Selasa (15/7/2025. ANTARA/Xinhua/am.)

Pantau - Pasukan keamanan dalam negeri Suriah memberlakukan gencatan senjata di Kota Suwaida guna mempersiapkan pertukaran tahanan dan mendorong pemulihan stabilitas secara bertahap di provinsi selatan negara tersebut.

Gencatan senjata ini diterapkan setelah berhari-hari terjadi pertumpahan darah antara kelompok bersenjata Druze dan suku Arab Badui yang meletus sejak 13 Juli.

Menteri Dalam Negeri Suriah, Anas Khattab, menyatakan bahwa pasukan keamanan berhasil menenangkan situasi setelah kekerasan meningkat dan sejumlah tentara pemerintah menjadi korban.

Ia menjelaskan bahwa pasukan telah dikerahkan ke wilayah utara dan barat Suwaida untuk mengendalikan keadaan.

"Gencatan senjata yang diberlakukan merupakan langkah pertama menuju pertukaran sandera dan pemulihan ketertiban di seluruh wilayah Suwaida," ungkapnya.

Kantor berita negara SANA melaporkan bahwa pasukan keamanan juga disiagakan di sepanjang pinggiran provinsi untuk menjamin pelaksanaan gencatan senjata serta melindungi warga sipil.

Amerika Serikat Dukung Gencatan Senjata, Pertukaran Tahanan Masih Dibahas

Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Suriah, Tom Barrack, menyampaikan melalui platform X bahwa kesepakatan penghentian permusuhan telah dicapai pada Sabtu, pukul 17:00 waktu Damaskus.

"Pada pukul 17:00 (1400 GMT) waktu Damaskus, semua pihak telah sepakat untuk melakukan jeda dan penghentian permusuhan," tulisnya.

Ia menambahkan, "Permusuhan yang meningkat hanya dapat diredakan dengan kesepakatan untuk menghentikan kekerasan, melindungi orang-orang yang tidak bersalah, mengizinkan akses kemanusiaan, dan menjauhi bahaya."

Barrack juga menegaskan bahwa proses pertukaran tahanan akan menjadi landasan untuk mencapai deeskalasi yang berkelanjutan.

"Landasan selanjutnya dalam upaya mencapai inklusi dan deeskalasi yang berkelanjutan adalah pertukaran sandera dan tahanan secara menyeluruh, yang logistiknya sedang dalam proses," jelasnya.

Namun hingga Minggu malam, belum ada pertukaran tahanan yang terjadi.

Menurut laporan SANA, perundingan antara kelompok bersenjata Druze dan suku Badui masih berlangsung.

Kekerasan Berulang, Tiga Gencatan Senjata Gagal Sebelumnya

Sebelum kesepakatan terbaru pada hari Sabtu, pemerintah Suriah telah mengumumkan tiga kali gencatan senjata di Suwaida, namun semuanya gagal bertahan lama.

Pertempuran kembali terjadi pada hari Jumat, setelah pasukan loyalis ulama Druze, Hikmat al-Hijri, dilaporkan mengusir warga Badui dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Pasukan pemerintah yang dikerahkan ke wilayah tersebut diserang oleh kelompok Druze bersenjata, yang disebut oleh pejabat sebagai "kelompok yang melanggar hukum".

Serangan itu menewaskan beberapa anggota militer Suriah.

Pemerintah baru Suriah yang terbentuk setelah penggulingan Presiden Bashar Assad pada 8 Desember 2024, kini tengah berupaya memulihkan ketertiban nasional.

Bashar Assad digulingkan setelah memerintah selama 24 tahun.

Penulis :
Aditya Yohan