
Pantau - Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), pada Rabu, 30 Juli 2025, memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga acuan di level 4,25 persen hingga 4,5 persen.
Keputusan ini diambil meskipun mendapatkan tekanan keras dari mantan Presiden Donald Trump yang mendesak pemangkasan suku bunga usai rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal kedua.
Dalam pernyataan resmi Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), The Fed menilai bahwa pertumbuhan aktivitas ekonomi mengalami moderasi pada paruh pertama tahun ini, meskipun tingkat pengangguran tetap rendah dan pasar tenaga kerja masih solid.
Inflasi dan Ketidakpastian Jadi Sorotan
FOMC menegaskan bahwa tingkat inflasi mengalami kenaikan tipis dan ketidakpastian prospek ekonomi Amerika Serikat masih tinggi.
"Indikator-indikator terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan aktivitas ekonomi telah mengalami moderasi pada paruh pertama tahun ini. Tingkat pengangguran tetap rendah, dan kondisi pasar tenaga kerja tetap solid. Namun, inflasi tetap sedikit meningkat", tulis pernyataan FOMC.
Indeks harga konsumen AS naik sebesar 2,7 persen pada bulan Juni dibandingkan tahun sebelumnya, merupakan kenaikan terbesar sejak Februari.
FOMC juga menekankan komitmennya dalam mendukung penciptaan lapangan kerja maksimum dan mengembalikan inflasi ke target 2 persen.
Data dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan ekonomi tumbuh 3 persen secara tahunan pada kuartal kedua (Q2), membalikkan kontraksi 0,5 persen yang terjadi pada kuartal pertama (Q1).
Powell Tegaskan Sikap Independen The Fed
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyampaikan dalam konferensi pers bahwa mayoritas anggota FOMC sepakat mempertahankan suku bunga karena belum melihat dampak negatif yang signifikan dari kebijakan restriktif.
"Menurut saya, dan hampir seluruh anggota komite, ekonomi tidak menunjukkan tanda-tanda terhambat secara berlebihan akibat kebijakan restriktif, dan kebijakan restriktif yang moderat tampak tepat", ujarnya.
Powell juga menyebut The Fed belum memutuskan apakah akan memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya di bulan September.
Ia menambahkan bahwa tarif yang lebih tinggi mulai berdampak pada harga barang, tetapi pengaruh menyeluruh terhadap aktivitas ekonomi dan inflasi masih perlu diamati lebih lanjut.
Powell menegaskan bahwa The Fed tidak mempertimbangkan dampak suku bunga terhadap kebutuhan fiskal pemerintah.
"Tidak ada bank sentral negara maju yang melakukan hal tersebut ... Jika kami melakukan itu, dampaknya tidak akan baik, baik untuk kredibilitas kami maupun kredibilitas kebijakan fiskal AS", tegasnya.
Sementara itu, Donald Trump kembali mengkritik The Fed dan meminta penurunan suku bunga dengan alasan tidak adanya inflasi yang signifikan.
"Tidak ada inflasi! Biarkan orang membeli dan melakukan pembiayaan kembali rumah mereka!", ungkap Trump dalam pernyataannya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf