
Pantau - Brasil bersiap melayangkan keberatan resmi ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait tarif baru yang diumumkan Amerika Serikat, sembari tetap membuka peluang negosiasi.
Tarif Baru AS Picu Langkah Diplomatik Brasil
Presiden AS Donald Trump pada Rabu, 6 Agustus 2025, menetapkan tarif sebesar 50 persen untuk berbagai komoditas ekspor Brasil, termasuk kopi, daging sapi, dan petrokimia.
Kebijakan tersebut berdampak pada sekitar 35 persen ekspor Brasil ke AS, meski beberapa produk utama seperti energi dan mineral tertentu tidak termasuk.
Menanggapi hal ini, Kamar Perdagangan Luar Negeri Brasil menyetujui proposal untuk memulai konsultasi formal dengan WTO sebagai langkah awal penyelesaian sengketa dagang.
Keputusan dewan menteri Kamar Perdagangan telah disampaikan kepada Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, yang akan menentukan "bagaimana dan kapan" keberatan ini disampaikan ke WTO.
Wakil Presiden Brasil Geraldo Alckmin menyatakan pemerintah berupaya keras mengurangi dampak tarif baru dengan merumuskan strategi bersama sektor agribisnis.
"Pertemuan dengan perwakilan agribisnis telah dilakukan agar sektor terdampak bisa lebih siap menghadapi situasi ini," ungkapnya.
Sikap Tegas Brasil dan Strategi Jangka Panjang
Menteri Keuangan Brasil Fernando Haddad menegaskan pihaknya tetap terbuka untuk berdialog, namun menolak hubungan perdagangan yang tidak seimbang.
"Kami tidak akan berdialog dengan AS sebagai koloni atau satelit, kami adalah negara yang berdaulat," katanya dalam wawancara dengan BandNews.
Haddad menyebut kenaikan tarif tersebut berlebihan dan tidak masuk akal, tetapi tetap menekankan adanya peluang untuk membangun agenda bilateral yang positif.
Menurutnya, fokus kerja sama potensial bisa diarahkan pada mineral penting, teknologi, dan infrastruktur data.
"Brasil memiliki cadangan tanah jarang dan mineral penting yang berharga, sumber daya yang tidak dimiliki AS," ujarnya.
Ia menambahkan, "Kami bersedia bekerja sama dalam produksi baterai yang efisien dan teknologi strategis lainnya."
Untuk menekan dampak ekonomi, Haddad menyampaikan pemerintah segera meluncurkan paket bantuan bagi bisnis domestik, termasuk dukungan kredit.
Ia juga mengakui adanya potensi dampak fiskal, namun memastikan hal itu akan ditangani sesuai aturan anggaran yang berlaku.
- Penulis :
- Leon Weldrick
- Editor :
- Tria Dianti