
Pantau - Pada 14 Agustus 2025, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menggelar acara minum teh di Anning, Provinsi Yunnan, China barat daya, sebagai bagian dari diplomasi regional.
Acara ini dihadiri oleh Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Kamboja, Prak Sokhonn, dan Menteri Luar Negeri Thailand, Maris Sangiampongsa.
Dalam pertemuan informal tersebut, ketiga negara sepakat mendorong percepatan pemulihan interaksi normal antara Kamboja dan Thailand, sebagaimana disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri China pada 15 Agustus 2025.
Komitmen Bersama Pulihkan Hubungan dan Keamanan Perbatasan
Kamboja dan Thailand menyepakati sejumlah langkah, antara lain memperkuat hubungan bilateral, memulihkan interaksi normal secepat mungkin, serta membangun kembali dan meningkatkan kepercayaan satu sama lain.
China menyatakan dukungannya terhadap Kamboja dan Thailand untuk:
- Mengimplementasikan konsensus yang telah dicapai dalam pertemuan para pemimpin kedua negara.
- Menindaklanjuti hasil sesi luar biasa Komite Perbatasan Umum (General Border Committee/GBC).
- Memulihkan perdamaian dan ketenteraman di kawasan perbatasan secepatnya.
- Mewujudkan gencatan senjata yang berkelanjutan.
- China juga menegaskan pentingnya peran aktif ASEAN dalam menjaga persatuan kawasan.
Peran Konstruktif China dan Harapan untuk Stabilitas Regional
Kamboja dan Thailand diharapkan untuk terus menjaga kondisi yang kondusif bagi perdamaian, memulihkan keadaan normal di wilayah perbatasan, serta memenuhi harapan masyarakat perbatasan di kedua sisi.
China menyatakan kesiapan untuk terus memainkan peran konstruktif dalam proses pemulihan tersebut, sesuai dengan harapan kedua negara.
Dukungan China juga mencakup bantuan terhadap aktivitas yang telah disepakati bersama, termasuk operasi pembersihan ranjau di daerah-daerah perbatasan yang telah ditentukan.
- Penulis :
- Aditya Yohan