billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Menhan Venezuela Tuding AS Tingkatkan Operasi Intelijen di Karibia

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Menhan Venezuela Tuding AS Tingkatkan Operasi Intelijen di Karibia
Foto: Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbincang dengan Menteri Pertahanan Vladimir Padrino Lopez dan Komandan Operasional Strategis Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian Remigio Ceballos, didampingi Presiden Dewan Konstitusi Nasional Diosdado Cabello yang berbincang dengan istri Maduro, Cilia Flores, saat upacara peringatan 17 tahun kembalinya kekuasaan mendiang Presiden Hugo Chavez di Karakas, Venezuela, Sabtu 13/4/2019 (sumber: REUTERS/CARLOS GARCIA RAWLINS)

Pantau - Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino Lopez, menuduh Amerika Serikat meningkatkan operasi intelijen dan militer di kawasan Karibia serta area yang berdekatan dengan Venezuela.

Tuduhan Peningkatan Aktivitas Intelijen

Lopez menyatakan bahwa sepanjang September, pesawat-pesawat intelijen dan tanker milik AS kerap melakukan penerbangan dengan pengisian bahan bakar di udara.

"Setiap hari di bulan September, termasuk tadi malam, pesawat-pesawat intelijen dan pesawat tanker mereka melakukan pengisian bahan bakar di udara. Operasi intelijen dan pengintaian terhadap Venezuela meningkat tiga kali lipat pada Agustus," ungkap Lopez dalam siaran di televisi pemerintah Venezuela, VTV, Minggu (14/9).

Ia menambahkan bahwa pihaknya tidak gentar terhadap aktivitas AS.

"Informasi apa pun yang mereka kumpulkan adalah urusan mereka sendiri. Kami juga melakukan proses intelijen internal kami sendiri. Kami siap dan bisa mengintervensi setiap penerbangan, baik secara individual maupun kolektif," tegasnya.

Lopez menuduh pengerahan militer AS di Karibia bertujuan memprovokasi perang.

Menurutnya, Angkatan Bersenjata Venezuela dalam kondisi siaga penuh menghadapi segala kemungkinan, termasuk potensi kecelakaan udara karena AS tidak pernah melaporkan rencana penerbangan.

Respons Militer Venezuela dan Konteks Politik

Lopez juga menyinggung program pelatihan militer nasional yang melibatkan pasukan milisi.

Merujuk instruksi Presiden Nicolas Maduro, ia menegaskan pelatihan itu akan terus dilanjutkan setiap Sabtu untuk memastikan kesiapan pasukan.

Para milisi Venezuela disebut tetap disiagakan menghadapi kemungkinan agresi dari AS.

Ketegangan ini meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk memperluas operasi militer dalam memerangi kartel narkoba di Amerika Latin.

Sebagai tindak lanjut, AS mengirim kapal perusak Angkatan Laut USS Gravely, USS Jason Dunham, dan USS Sampson ke dekat pantai Venezuela pada akhir Agustus.

Menanggapi langkah tersebut, Presiden Maduro mengumumkan pengerahan 4,5 juta anggota milisi di seluruh negeri untuk menangkal potensi serangan.

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menegaskan bahwa militer negaranya siap melakukan operasi pergantian rezim di Venezuela.

Penulis :
Leon Weldrick