Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Presiden Irlandia Desak Israel dan Pemasok Senjatanya Dikeluarkan dari PBB Usai Laporan Genosida di Gaza

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Presiden Irlandia Desak Israel dan Pemasok Senjatanya Dikeluarkan dari PBB Usai Laporan Genosida di Gaza
Foto: (Sumber: Sebuah aksi pro-Palestina di ibukota Inggris, Rabu (11/9/2024) memprotes serangan Israel yang tanpa jeda dan meluluhlantakkan Gaza serta menyeru pemerintah negara tersebut agar berhenti menjual senjata kepada Israel. (ANTARA/Anadolu/PY))

Pantau - Presiden Irlandia, Michael Higgins, menyerukan agar Israel dan negara-negara yang memasok senjata kepadanya dikeluarkan dari keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyusul temuan tim ahli independen PBB yang menyatakan bahwa Israel telah melakukan genosida di Jalur Gaza.

Higgins Kutuk Genosida dan Kritik Keras Uni Eropa

Pernyataan tegas tersebut disampaikan Higgins setelah Dewan Hak Asasi Manusia PBB menerima laporan dari tim ahli yang menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia sejak 7 Oktober 2023.

"Saya pikir ini adalah dokumen yang sangat, sangat penting, dan tentu saja, ketua kelompok kerja itu adalah ketua kelompok kerja untuk Rwanda, dan dokumen itu secara eksplisit menyatakan bahwa empat tindakan utama sebagaimana dirujuk dalam konvensi genosida tahun 1948 telah dipenuhi," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa laporan tersebut juga menunjukkan adanya hasutan genosida dari para pejabat tinggi Israel.

"Lebih jauh lagi, laporan itu menunjukkan bahwa hasutan untuk melakukan genosida telah ada, dan secara khusus disebutkan orang-orang yang berada di jabatan tinggi menggunakan bahasa untuk mendorong dan menghasut genosida," ia menegaskan.

Komisi Penyelidikan Wilayah Palestina yang Diduduki dan Israel telah melakukan investigasi selama dua tahun dan menyimpulkan bahwa otoritas serta pasukan keamanan Israel telah melakukan empat dari lima tindakan genosida sebagaimana tercantum dalam Konvensi 1948 tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida.

Higgins juga mengkritik keras sikap Uni Eropa yang dinilainya bungkam terhadap penderitaan warga Gaza.

"Saya yakin UE akan merasa sangat sulit untuk menjadi serikat pekerja lagi ketika beberapa anggota terkuatnya memutuskan untuk tetap diam menyaksikan anak-anak kurus kering dalam penderitaan yang merupakan akibat ulah manusia, yang sungguh mengerikan bagi manusia," ucapnya.

Seruan Penghentian Pembantaian dan Desakan Internasional

Dalam pernyataannya, Higgins menyebut bahwa 90 persen infrastruktur perumahan di Gaza telah hancur.

"Laporan itu menyatakan 90 persen dari seluruh perumahan telah hancur, fasilitas pendidikan telah hancur, dan fasilitas perawatan kesehatan serta fasilitas fertilitas sedang dihancurkan—dengan kata lain, Anda sedang menyerang kelahiran," katanya.

Higgins menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menekan Israel agar menghentikan pembantaian warga sipil yang terus berlangsung.

Menurut laporan dari Anadolu, serangan brutal Israel di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 65.000 warga Palestina sejak Oktober 2023.

Kampanye militer tersebut juga menyebabkan kehancuran luas dan kelaparan yang kini melanda wilayah Gaza.

Higgins menekankan bahwa sikap diam dunia internasional hanya akan memperpanjang penderitaan dan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah sangat parah di kawasan tersebut.

Penulis :
Ahmad Yusuf