
Pantau - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa lebih dari 32.700 migran meninggal dunia di wilayah Laut Mediterania sejak tahun 2014, menjadikannya salah satu jalur paling mematikan bagi para pencari suaka dan pengungsi.
Mediterania Jadi "Jebakan Maut" bagi Para Migran
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, mengungkapkan, “Dengan lebih dari 32.700 kematian sejak 2014, Mediterania telah menjadi jebakan maut bagi mereka yang mencari keselamatan, sebuah pengingat keras tentang risiko yang dihadapi para migran dan pengungsi.”
Ia juga menyinggung tragedi yang terjadi 12 tahun lalu di lepas pantai Pulau Lampedusa, Italia, ketika kapal nelayan yang membawa sekitar 500 migran asal Afrika terbakar dan tenggelam, menewaskan sedikitnya 368 orang yang berupaya mencari kehidupan lebih baik.
Setelah peristiwa itu, lembaga-lembaga PBB menyerukan adanya perubahan nyata dan komitmen global agar tragedi serupa tidak terulang di masa depan.
Namun, Dujarric menegaskan, “Hingga hari ini, kita masih terus meratapi nyawa-nyawa yang hilang di laut.”
Tragedi yang Terus Berulang dan Seruan PBB
Menurut lembaga-lembaga PBB, “Sejak saat itu, rata-rata 42 orang kehilangan nyawa setiap pekan di sepanjang rute Mediterania tengah, dan diperkirakan satu dari lima korban tersebut adalah anak-anak.”
PBB menekankan perlunya kerja sama internasional yang kuat, penyelesaian konflik di negara asal migran, serta penguatan jalur migrasi yang aman dan legal.
Langkah-langkah tersebut dinilai penting untuk mengurangi ketergantungan pada perjalanan laut berisiko tinggi yang kerap diatur oleh jaringan penyelundupan manusia.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti