billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Aktivis Afrika Selatan dan Kapal Bantuan Libya Dibebaskan Israel, Disambut Hangat di Johannesburg

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Aktivis Afrika Selatan dan Kapal Bantuan Libya Dibebaskan Israel, Disambut Hangat di Johannesburg
Foto: (Sumber: Orang-orang menunggu kedatangan enam aktivis Afrika Selatan dari Global Sumud Flotilla di Bandara Internasional OR Tambo di Johannesburg, Afrika Selatan, 8 Oktober 2025. Enam aktivis Afrika Selatan dari Global Sumud Flotilla, yang ditahan oleh otoritas Israel ketika berusaha memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza, kembali ke rumah pada hari Rabu di Johannesburg. ANTARA/Xinhua/Shiraaz Mohamed.)

Pantau - Enam aktivis Afrika Selatan yang tergabung dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) telah dipulangkan setelah sempat ditahan oleh otoritas Israel saat berupaya menyalurkan bantuan ke Gaza, dan tiba di Johannesburg pada Rabu, 8 Oktober 2025.

Kapal Bantuan “Omar Al Mukhtar” Juga Dibebaskan

Selain pemulangan para aktivis, kapal bantuan asal Libya “Omar Al Mukhtar” yang sebelumnya dicegat oleh militer Israel juga telah dibebaskan.

Kapal yang berangkat dari Tripoli pada 21 September 2025 itu bergabung dengan konvoi GSF sebelum akhirnya seluruh awaknya ditahan.

Pembebasan kapal ini menandai berakhirnya proses penahanan terhadap misi bantuan kemanusiaan internasional yang sempat menuai kecaman global.

Setibanya di Bandara Internasional OR Tambo, Johannesburg, para aktivis disambut hangat oleh masyarakat, relawan, dan sejumlah tokoh publik.

Seruan Solidaritas dan Kecaman atas Penahanan

Mandla Mandela, cucu mendiang Presiden Nelson Mandela, turut hadir menyambut dan menyerukan solidaritas global terhadap perjuangan kemanusiaan di Gaza.

Ia menyampaikan bahwa penahanan terhadap para aktivis kemanusiaan merupakan bentuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip hak asasi manusia dan hukum internasional.

GSF sendiri merupakan inisiatif kemanusiaan internasional yang bertujuan mengirimkan bantuan langsung ke Gaza, di tengah blokade dan konflik berkepanjangan yang menyebabkan penderitaan warga sipil.

Penahanan para aktivis dan kapal bantuan sebelumnya telah memicu kecaman internasional, karena dinilai menghalangi akses bantuan kemanusiaan dan memperburuk situasi di wilayah konflik.

Penulis :
Aditya Yohan