billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Pertemuan Pemimpin Global tentang Perempuan di Beijing Tegaskan Komitmen Kesetaraan Gender dan Pembangunan Inklusif

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Pertemuan Pemimpin Global tentang Perempuan di Beijing Tegaskan Komitmen Kesetaraan Gender dan Pembangunan Inklusif
Foto: (Sumber: Astronaut Wang Yaping keluar dari kapsul pembawa pulang (return capsule) wahana antariksa Shenzhou-13 di situs pendaratan Dongfeng di Daerah Otonom Mongolia Dalam, China utara, pada 16 April 2022. ANTARA/Xinhua/Peng Yuan)

Pantau - Pertemuan Pemimpin Global tentang Perempuan (Global Leaders' Meeting on Women) yang akan digelar di Beijing pada 13–14 Oktober menjadi momen penting bagi dunia untuk memperbarui komitmen terhadap kesetaraan gender dan pembangunan inklusif.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Urusan Perempuan Kamboja, Ing Kantha Phavi, dalam wawancara bersama Xinhua.

"Acara bersejarah ini merupakan sebuah kesempatan untuk menegaskan kembali komitmen bersama kita terhadap kesetaraan gender dan pembangunan inklusif, terutama di seluruh Global South," ujarnya.

Tiga Dekade Pemberdayaan Perempuan dan Peran China

Pertemuan tingkat tinggi ini digelar bertepatan dengan peringatan 30 tahun Konferensi Dunia tentang Perempuan 1995 yang juga berlangsung di Beijing.

Selain sebagai ajang refleksi atas capaian tiga dekade terakhir, pertemuan ini juga diharapkan menjadi fondasi baru untuk kolaborasi dan inovasi dalam pemberdayaan perempuan di masa mendatang.

Dalam kurun 30 tahun terakhir, China dinilai konsisten menjunjung tinggi semangat Deklarasi Beijing dan Platform for Action, serta memberikan kontribusi global yang signifikan dalam berbagai bidang pemberdayaan perempuan.

Kontribusi itu mencakup pengembangan kapasitas, kesehatan ibu dan anak, dukungan finansial, hingga inklusi digital.

Tantangan Global dan Harapan bagi Global South

Ing Kantha Phavi juga menyoroti berbagai tantangan yang masih dihadapi perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia.

"Hampir 10 persen wanita dan anak perempuan di seluruh dunia masih hidup dalam kemiskinan ekstrem, yang membatasi akses mereka ke pendidikan, perawatan kesehatan, dan peluang ekonomi," ungkapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa lebih dari 600 juta perempuan dan anak perempuan menghadapi konflik dan ketidakstabilan, sementara kekerasan, diskriminasi, dan ketimpangan ekonomi masih marak, terutama di sektor informal dan komunitas terpinggirkan.

"Melalui solidaritas, inovasi, dan kepemimpinan bersama, negara-negara di Global South dapat berperan dalam membentuk masa depan di mana perempuan dapat berkembang, memimpin, dan mentransformasi komunitas mereka," tegasnya.

China Dorong Kepemimpinan Perempuan di Bidang Teknologi

Kantha Phavi menambahkan bahwa kreativitas, ketangguhan, dan kepemimpinan perempuan di China terus menjadi penggerak pembangunan negara.

Ia mengapresiasi langkah China dalam mendorong perempuan terlibat aktif dalam bidang teknologi digital, kecerdasan buatan (AI), dan pendidikan STEM.

"Kami terinspirasi oleh upaya China untuk mendorong kepemimpinan perempuan dalam teknologi digital, AI, dan pendidikan STEM, membuka potensi mereka sebagai inovator dan pembuat perubahan," pungkasnya.

Penulis :
Aditya Yohan