
Pantau - Italia secara resmi mengumumkan kembalinya ke Misi Bantuan Perbatasan Uni Eropa (European Union Border Assistance Mission atau EUBAM) di perlintasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza, Jumat, 10 Oktober 2025.
Keputusan tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, setelah melakukan konsultasi dengan Perdana Menteri Giorgia Meloni dan Menteri Luar Negeri Antonio Tajani.
Langkah ini juga diambil berdasarkan penilaian keamanan dari Komando Operasi Gabungan yang menilai situasi di perbatasan Rafah sudah cukup kondusif untuk kembali menempatkan personel misi Uni Eropa.
Pembukaan Perlintasan Rafah dan Dukungan terhadap Rencana Perdamaian
Perlintasan Rafah dijadwalkan akan dibuka dua arah mulai 14 Oktober 2025, sesuai dengan rencana gencatan senjata yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan hasil koordinasi antara Uni Eropa dan pihak-pihak terkait.
Melalui mekanisme baru, pergerakan di perlintasan Rafah akan dilakukan secara bergantian antara warga yang keluar menuju Mesir dan mereka yang masuk ke wilayah Gaza.
Crosetto memberikan mandat kepada Jenderal Luciano Portolano untuk mengaktifkan kembali misi tersebut dengan prosedur yang sama seperti sebelumnya, dengan fokus pada penguatan kapasitas Otoritas Palestina dalam pengelolaan perbatasan Gaza–Mesir.
Ia menambahkan bahwa Israel saat ini tengah memulihkan infrastruktur di area penyeberangan tersebut untuk memastikan kelancaran arus bantuan kemanusiaan.
Diperkirakan sekitar 600 truk bantuan akan masuk ke Gaza setiap hari setelah pembukaan perlintasan dilakukan.
Selain itu, pergerakan warga tidak lagi terbatas hanya untuk kasus medis, namun juga mencakup kepentingan kemanusiaan lainnya.
Komitmen Italia dan Rencana Gencatan Senjata Trump
Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, menegaskan bahwa negaranya siap berkontribusi lebih jauh dalam mendukung proses perdamaian di Timur Tengah.
"Italia siap mengirim Carabinieri atau personel militer jika diminta," ungkapnya, menegaskan komitmen Italia terhadap stabilitas kawasan.
Rencana gencatan senjata yang diusulkan Presiden Trump terdiri dari 20 poin, mencakup pembebasan sandera Israel, gencatan senjata permanen, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari wilayah Gaza.
Selain itu, rencana tersebut menyerukan pembentukan pemerintahan baru di Jalur Gaza yang tidak melibatkan Hamas atau kelompok perlawanan Palestina lainnya.
Pendanaan untuk pemulihan infrastruktur dan kemanusiaan Gaza direncanakan berasal dari negara-negara Arab dan Islam yang mendukung upaya rekonstruksi dan perdamaian.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf