billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

AMEM Ke-43 Bahas Masa Depan Energi ASEAN, Fokus pada Transisi dan Ketahanan Energi Kawasan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

AMEM Ke-43 Bahas Masa Depan Energi ASEAN, Fokus pada Transisi dan Ketahanan Energi Kawasan
Foto: (Sumber: Suasana pertemuan ke-43 menteri-menteri energi ASEAN di Kuala Lumpur Convention Centre, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (16/10/2025). (ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga))

Pantau - Pertemuan ke-43 Menteri-Menteri Energi ASEAN (AMEM Ke-43) resmi digelar di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, dengan agenda utama menyusun arah kebijakan energi ASEAN untuk lima tahun ke depan sekaligus meluncurkan Rencana Aksi Kerja Sama Energi ASEAN (APAEC) Fase II: 2026–2030.

Malaysia Pimpin Arah Baru Energi ASEAN: Inklusif dan Berkelanjutan

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Peralihan Tenaga dan Transformasi Air Malaysia, Datuk Amar Haji Fadillah Bin Haji Yusof, menyampaikan bahwa AMEM Ke-43 menjadi momen penting bagi ASEAN karena menandai akhir rencana kerja sebelumnya dan awal penentuan lanskap energi baru kawasan.

"AMEM kali ini merupakan momen penting. Kita tidak hanya menutup rencana kerja saat ini, tetapi juga bersama-sama menyusun arah lanskap energi untuk lima tahun ke depan," ungkapnya.

Sebagai ketua ASEAN 2025, Malaysia mengusung tema “Inklusivitas dan Keberlanjutan”, dengan subtema sektor energi yaitu “Menerangi ASEAN: Menjembatani Batas, Membangun Kemakmuran”. Tema ini mencerminkan komitmen terhadap transisi energi yang adil dan konektivitas regional yang semakin erat.

Dalam kepemimpinan Malaysia, ASEAN akan melaksanakan Prioritas Capaian Ekonomi (Priority Economic Deliverables/PEDs) guna mempercepat transisi energi dan memperkuat ketahanan energi kawasan di tengah tantangan global.

Sebelumnya, sejumlah isu telah dibahas dalam pertemuan pejabat senior energi ASEAN (SOME) sebagai dasar pengambilan keputusan para menteri.

ASEAN Luncurkan Beragam Inisiatif Energi dan Perkuat Kerja Sama Regional

Pada pertemuan tingkat menteri, ASEAN secara resmi meluncurkan APAEC Fase II: 2026–2030 sebagai panduan menuju sistem energi regional yang lebih bersih, tangguh, dan terintegrasi.

Para menteri juga menandatangani nota kesepahaman yang diperbarui tentang Jaringan Listrik ASEAN (ASEAN Power Grid/APG MoU) untuk memperkuat perdagangan listrik lintas batas antarnegara ASEAN.

Selain itu, disahkan pula Perjanjian Kerangka Kerja ASEAN tentang Keamanan Minyak Bumi (ASEAN Framework Agreement on Petroleum Security/AFAPS) sebagai bentuk antisipasi terhadap gangguan pasokan global.

Dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur, turut diperkenalkan ASEAN Power Grid Financing Initiative (APGF) yang akan mengoordinasikan investasi di sektor jaringan listrik kawasan.

Fadillah menyatakan bahwa berbagai rekomendasi dari SOME akan menjadi acuan penting dalam pengesahan dokumen strategis di tingkat menteri.

"Dan dalam melanjutkan agenda kita, kita juga akan mempertimbangkan laporan rekomendasi SOME dan bergerak menuju pengesahan di tingkat menteri atas berbagai kerangka strategis penting yang akan menjadi cetak biru bagi fase kerja sama selanjutnya," tegasnya.

Beberapa dokumen strategis yang akan dibahas mencakup Peta Jalan Jangka Panjang Energi Terbarukan ASEAN, Basis Data dan Platform Investasi Efisiensi Energi ASEAN, serta Kerangka Acuan untuk Kabel Daya Bawah Laut guna memperkuat interkoneksi listrik antarnegara.

Selain itu, menteri-menteri energi ASEAN juga meninjau dua inisiatif utama: Kerangka Implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (Nuclear Power Plant/NPP) dan Kerangka Sertifikat Energi Terbarukan (Renewable Energy Certificate/REC) ASEAN untuk mendukung dekarbonisasi kawasan.

Pertemuan hari ini juga diisi dengan sejumlah dialog penting, antara lain bersama International Energy Agency (IEA), International Renewable Energy Agency (IRENA), serta pelaksanaan Dialog AMEM-AS ke-4 dan Dialog antara Menteri dan CEO.

Pada Jumat, 17 Oktober 2025, AMEM akan dilanjutkan dengan Pertemuan Menteri Energi KTT Asia Timur ke-19 (East Asia Summit Energy Ministers Meeting/EAS EMM) serta Konsultasi AMEM Plus Three ke-22 (AMEM+3), yang turut membahas sinergi energi di kawasan Asia Timur.

Delegasi Indonesia dalam pertemuan ini dipimpin oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, didampingi sejumlah pejabat senior di bidang energi.

Penulis :
Ahmad Yusuf