billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

PBB Hadapi Tantangan Baru dalam Penyaluran Bantuan Kemanusiaan ke Gaza di Tengah Gencatan Senjata

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

PBB Hadapi Tantangan Baru dalam Penyaluran Bantuan Kemanusiaan ke Gaza di Tengah Gencatan Senjata
Foto: (Sumber: Staf Bulan Sabit Merah Mesir berdiri di dekat truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan saat memasuki Jalur Gaza dari sisi Mesir di perbatasan Rafah pada 12 Oktober 2025. ANTARA/Xinhua/Ali Mostafa)

Pantau - Peningkatan skala pengiriman bantuan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jalur Gaza mengalami kemunduran sejak dimulainya kesepakatan gencatan senjata, menurut pernyataan resmi dari Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Tom Fletcher, pada Rabu, 15 Oktober 2025.

Gencatan Senjata Tidak Berarti Lancarnya Distribusi Bantuan

Tom Fletcher yang juga menjabat sebagai Kepala Urusan Bantuan Kemanusiaan PBB, menekankan bahwa pelaksanaan penuh dari kesepakatan yang sudah disepakati tidak boleh gagal.

"Kita tidak boleh gagal dalam memastikan pengimplementasian sepenuhnya dari kesepakatan yang telah dibuat," ungkapnya.

Sebelumnya pada pekan ini, PBB sempat mencatat kemajuan signifikan dalam penyaluran bantuan setelah berbulan-bulan mengalami hambatan logistik dan tantangan keamanan.

"Makanan, obat-obatan, bahan bakar, air, gas masak, dan tenda berhasil disalurkan kepada mereka yang membutuhkannya. Kami telah membuat kemajuan dalam membersihkan jalan dan membuka kembali toko roti. Kami ikut merasakan kebahagiaan dan kelegaan keluarga-keluarga yang dipertemukan kembali," ujarnya.

Namun pada Selasa, 14 Oktober 2025, Pemerintah Israel mengumumkan pengurangan drastis atas jumlah truk bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza—dari sekitar 600 menjadi hanya 300 truk per hari.

Kebijakan ini disebut sebagai respons atas kegagalan Hamas dalam menyerahkan jenazah para sandera yang tewas.

Fletcher mendesak Hamas agar mengambil langkah maksimal untuk mengembalikan jenazah para sandera tersebut.

Di sisi lain, ia juga meminta Israel untuk segera mengizinkan peningkatan besar dalam volume bantuan karena kebutuhan warga Gaza yang sangat mendesak.

"Komunitas kemanusiaan tetap berkomitmen menyelamatkan nyawa apa pun rintangannya," tegas Fletcher.

"Kami tidak akan menerima campur tangan apa pun dalam pendistribusian bantuan kami," tambahnya.

Perlintasan Ditutup, Bantuan Dialihkan dari Dalam Gaza

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyatakan bahwa meski menghadapi keterbatasan akses, upaya distribusi bantuan terus berlanjut di Jalur Gaza.

Mitra-mitra OCHA terus memproduksi dan menyalurkan ratusan ribu paket makanan serta roti setiap hari.

Namun, akses dari sisi Israel masih tertutup.

Pada Senin, 13 Oktober 2025, perlintasan Kerem Shalom/Karem Abu Salem dan Kissufim ditutup total untuk pertukaran antara warga Israel dan Palestina.

Tidak ada kargo yang dapat diturunkan dari sisi Israel, kecuali pasokan terbatas yang sebelumnya telah disetujui.

Kondisi ini masih berlangsung pada hari Selasa, dengan kedua perlintasan tetap ditutup untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.

Meski begitu, PBB dan mitra-mitranya berhasil mengumpulkan dan mendistribusikan kargo bantuan yang telah berada di sisi Gaza untuk mendukung layanan kesehatan, air bersih, sanitasi, dan kebutuhan pangan.

Seluruh tujuh misi kemanusiaan yang mengajukan koordinasi dengan otoritas Israel pada hari Selasa berhasil difasilitasi.

Hanya satu misi yang sempat mengalami kendala di lapangan, namun tetap berhasil dilaksanakan.

Upaya koordinasi ini memungkinkan tim untuk mengakses pasokan yang tersedia dan mempercepat pembersihan jalur menuju perlintasan Zikim di Gaza utara sebagai langkah antisipasi pembukaannya.

"Kami semua sedang berusaha menyesuaikan diri dengan situasi baru ini, dan kami sedang berupaya mencari cara untuk secara signifikan meningkatkan volume bantuan yang masuk melalui lebih banyak perlintasan," pungkas Fletcher.

Penulis :
Aditya Yohan