
Pantau - Daerah Otonom Xizang (Tibet) di barat daya Tiongkok mencatat kemajuan signifikan dalam pelestarian warisan budaya dan pembangunan pedesaan dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan yang dirilis pada Kamis (16/10/2025) oleh lembaga think tank nasional Tiongkok.
Laporan berjudul "Harmoni Antara Tradisi dan Modernitas: Pembangunan Pedesaan dan Pewarisan Budaya di Xizang, China" itu diterbitkan oleh Yayasan China untuk Pengembangan Hak Asasi Manusia dan Kantor Berita Xinhua, dan tersedia dalam bahasa Mandarin dan Inggris.
Pelestarian mencakup peninggalan budaya, situs kuno, permukiman bersejarah, hingga warisan budaya takbenda, dengan fokus khusus di wilayah pedesaan.
Ribuan Situs Budaya Dilindungi, Dukungan Pusat Meningkat
Hingga Desember 2024, Xizang telah mensurvei dan mendaftarkan 4.468 lokasi warisan budaya, dengan 2.373 situs di antaranya sudah dilindungi di berbagai tingkat pemerintahan.
Sebanyak 70 situs berada di bawah perlindungan utama nasional.
Xizang juga menjadi rumah bagi satu Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO yang meliputi Istana Potala, Norbulingka, dan Kuil Jokhang.
Tiga warisan budaya takbenda dari Xizang terdaftar di UNESCO, yaitu Epos Raja Gesar, Opera Tibet, dan Pemandian Obat Lum dari tradisi pengobatan Sowa Rigpa.
Selama pelaksanaan Rencana Lima Tahun ke-14 (2021–2025), pemerintah pusat telah mengalokasikan 83 juta yuan untuk konservasi kota dan desa bersejarah, termasuk Kota Sakya, Kota Jedexoi, dan Desa Congo.
Dana ini digunakan untuk melindungi arsitektur tradisional Tibet, serta meningkatkan infrastruktur dan kondisi lingkungan hidup di wilayah tersebut.
Warisan Takbenda Tumbuh di Desa, Petani Jadi Pewaris Utama
Tercatat ada 2.760 warisan budaya takbenda representatif dari berbagai tingkat di Xizang, dengan 1.668 pewaris yang telah terdaftar secara resmi.
Dari jumlah tersebut, 66 merupakan lansia tingkat nasional dan 8 adalah pewaris tingkat daerah otonom.
Pemerintah juga telah menyelenggarakan 224 lokakarya untuk mendukung pelestarian budaya takbenda.
Sekitar 80 persen dari seluruh warisan budaya takbenda berasal dari daerah pedesaan, dan 90 persen pewarisnya adalah petani serta penggembala.
Kehidupan masyarakat pedesaan Xizang telah mengalami transformasi besar sejak berdirinya Daerah Otonom sekitar 60 tahun lalu.
Pada tahun 2024, Xizang mengalokasikan 5,19 miliar yuan untuk membangun 300 desa dataran tinggi serta meningkatkan kesehatan dan lingkungan masyarakat pedesaan.
Infrastruktur dan Ekowisata Jadi Penopang Pembangunan Berkelanjutan
Jaringan transportasi pedesaan di Xizang kini telah mencapai total jarak tempuh 94.800 kilometer pada 2024, dengan konektivitas penuh ke seluruh kota dan desa administratif.
Infrastruktur ini membentuk sistem transportasi modern yang mencakup seluruh wilayah, mempercepat mobilitas dan pengembangan ekonomi lokal.
Dengan mengusung prinsip “perairan jernih dan pegunungan subur adalah aset tak ternilai”, Xizang menjadikan ekowisata sebagai kunci emas untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk lokal.
Antara tahun 2016 hingga 2024, rata-rata sebanyak 516.000 posisi perlindungan ekologi diciptakan setiap tahun untuk warga setempat, memperlihatkan integrasi antara pelestarian lingkungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
- Penulis :
- Aditya Yohan