
Pantau - Gerakan Hamas menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memutuskan untuk tidak membuka penyeberangan Rafah di perbatasan Gaza-Mesir.
"Jelas melanggar syarat perjanjian gencatan senjata dan mengabaikan komitmen yang telah disepakati dengan para pihak yang menjadi penengah dan penjamin kesepakatan," demikian pernyataan resmi Hamas pada Sabtu.
Sebelumnya, Kantor Netanyahu mengumumkan melalui platform X bahwa penyeberangan Rafah akan tetap ditutup “hingga pemberitahuan lebih lanjut.”
Israel Ajukan Syarat Pembukaan Rafah
Pemerintah Israel menyatakan pembukaan kembali Rafah hanya akan dipertimbangkan jika Hamas melaksanakan isi kesepakatan gencatan senjata.
Syarat tersebut termasuk pemulangan jenazah para sandera dan penerapan kerangka perjanjian yang telah disetujui dalam mediasi.
Penyeberangan Rafah awalnya dijadwalkan dibuka kembali pada Rabu sebagai bagian dari tahap awal kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku sejak 10 Oktober 2025.
Namun, keputusan Israel tersebut memperpanjang penutupan Rafah yang telah berlangsung sejak Mei 2024, saat pasukan Israel mengambil alih sisi Palestina dari perbatasan tersebut.
Kedutaan Palestina Umumkan Pembukaan Sementara
Sementara itu, Kedutaan Besar Palestina di Kairo menyampaikan bahwa penyeberangan Rafah akan dibuka kembali mulai Senin, 20 Oktober 2025, untuk memungkinkan warga Palestina yang tinggal di Mesir kembali ke Gaza.
Kedutaan meminta warga untuk mendaftarkan data mereka melalui aplikasi daring yang telah disediakan, dan informasi mengenai jadwal serta titik kumpul akan diumumkan lebih lanjut.
Pertukaran Tahanan dan Dampak Konflik
Dalam perjanjian yang dimediasi Amerika Serikat, Hamas telah membebaskan 20 sandera Israel dan menyerahkan jenazah 11 lainnya.
Sebagai imbalannya, sekitar 2.000 tahanan Palestina dibebaskan oleh pihak Israel.
Kesepakatan tersebut disusun berdasarkan rencana Presiden AS Donald Trump, yang mencakup rekonstruksi Jalur Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa melibatkan Hamas.
Sejak konflik dimulai pada Oktober 2023, serangan militer Israel di Gaza telah menyebabkan 68.116 orang tewas dan 170.200 orang luka-luka, menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza.
- Penulis :
- Aditya Yohan