
Pantau - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyambut baik dilanjutkannya kembali gencatan senjata di Gaza yang sempat rapuh setelah terjadi pelanggaran pada akhir pekan lalu, yang kini memungkinkan bantuan kemanusiaan kembali masuk ke wilayah Jalur Gaza.
PBB Apresiasi Komitmen Gencatan Senjata dan Upaya Para Mediator
Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, mengatakan, “Kami sangat senang bahwa kedua belah pihak telah menegaskan kembali komitmen mereka untuk mengimplementasikan gencatan senjata di Gaza dan memuji upaya-upaya yang gigih dari para mediator,” ungkapnya.
Dujarric menambahkan, “Kami tetap prihatin dengan semua aksi kekerasan di Gaza dan serangan yang dilaporkan terjadi kemarin.”
Ia mendesak Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas untuk menghormati semua komitmen yang telah disepakati, melindungi warga sipil, serta menghindari tindakan yang dapat memicu kembali permusuhan dan mengganggu operasi kemanusiaan.
“ Kami menegaskan kembali seruan Sekretaris Jenderal untuk pengembalian jenazah semua sandera yang meninggal,” ujarnya.
Distribusi Bantuan Kemanusiaan Kembali Berjalan
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa mitranya telah melanjutkan distribusi paket makanan kepada ribuan keluarga di Deir al-Balah dan Khan Younis untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir.
OCHA juga menyebut bahwa Israel pada Minggu, 19 Oktober 2025, mengizinkan PBB menempatkan pemantau di perlintasan Kissufim, langkah yang dinilai penting untuk meningkatkan transparansi jalur bantuan kemanusiaan.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Tom Fletcher, menyelesaikan kunjungannya ke Jalur Gaza pada akhir pekan lalu.
Pada Sabtu, 18 Oktober 2025, Fletcher meninjau pusat nutrisi Dana Anak-Anak PBB serta proyek pembukaan jalan oleh Program Pembangunan PBB sebelum meninggalkan Gaza melalui perlintasan Kerem Shalom/Karem Abu Salem.
Peningkatan Bantuan dan Koordinasi Regional
Pada Minggu, Fletcher bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah untuk membahas kebutuhan kemanusiaan besar di Gaza, rencana peningkatan bantuan selama 60 hari, serta pentingnya mempertahankan gencatan senjata dan perdamaian jangka panjang.
Sehari kemudian, Fletcher bertemu tim kemanusiaan PBB di Yerusalem yang melibatkan 15 badan PBB dan sekitar 200 organisasi nonpemerintah lokal maupun internasional.
Dalam kesempatan itu, Fletcher bersama Minderoo Foundation Australia mengumumkan kontribusi senilai 10 juta dolar Australia atau sekitar Rp108 miliar untuk mendukung bantuan kemanusiaan di Gaza, sesuai dengan rencana aksi kemanusiaan 60 hari yang telah disepakati.
Sementara itu, OCHA melaporkan bahwa di Tepi Barat antara 7 hingga 13 Oktober 2025 terjadi 71 serangan pemukim Israel yang sebagian besar terkait dengan musim panen zaitun, berdampak pada warga Palestina di 27 desa, termasuk penyerangan terhadap pemanen, pencurian hasil dan peralatan panen, serta perusakan pohon zaitun.
- Penulis :
- Aditya Yohan