billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

China Tegaskan Dialog Bukan Tekanan: Tanggapi Seruan Trump dan Sanksi Uni Eropa soal Ukraina

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

China Tegaskan Dialog Bukan Tekanan: Tanggapi Seruan Trump dan Sanksi Uni Eropa soal Ukraina
Foto: (Sumber: Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (23/10/2025). /ANTARA/Desca Lidya Natalia..)

Pantau - Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa dialog dan negosiasi adalah satu-satunya jalan keluar yang layak untuk menyelesaikan krisis Ukraina, bukan paksaan atau tekanan internasional.

Pernyataan ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menanggapi komentar Presiden AS Donald Trump yang meyakini Presiden China Xi Jinping dapat mempengaruhi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan perang di Ukraina.

"Dialog dan negosiasi adalah satu-satunya jalan keluar yang layak dari krisis Ukraina. Paksaan dan tekanan tidak akan memberikan solusi," ungkap Guo dalam konferensi pers.

China Kritik Sanksi Uni Eropa dan AS

Guo juga menyesalkan keputusan Uni Eropa yang menjatuhkan sanksi terhadap 12 perusahaan asal China dan 3 perusahaan asal India, yang dituduh membantu Rusia menghindari sanksi Barat dengan memasok teknologi untuk produksi drone.

"China sangat menyesalkan dan dengan tegas menolak sanksi sepihak ilegal Uni Eropa yang berulang kali dijatuhkan terhadap perusahaan-perusahaan China terkait Rusia. China telah mengajukan protes kepada pihak Uni Eropa," tegasnya.

Ia menekankan bahwa China tidak menciptakan dan tidak terlibat dalam konflik Ukraina.

"Kami tidak pernah menyediakan senjata mematikan kepada pihak mana pun yang berkonflik, dan secara ketat mengontrol ekspor barang-barang dengan fungsi ganda," ujarnya.

Guo menyebut bahwa Uni Eropa dan Amerika Serikat masih menjalin kerja sama perdagangan dengan Rusia, sehingga tidak adil jika hanya menekan perusahaan China.

"UE tidak dalam posisi untuk menyalahkan pertukaran dan kerja sama normal antara perusahaan China dan Rusia. Kami mendesak UE untuk berhenti mengarahkan masalah ini kepada China dan merugikan kepentingan China," katanya.

China Siap Ambil Tindakan Balasan

Guo Jiakun memperingatkan bahwa tindakan UE dapat merusak hubungan China-Uni Eropa yang stabil.

Ia menambahkan bahwa China akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan sahnya.

Di sisi lain, China juga menyatakan keberatan atas sanksi sepihak yang dijatuhkan AS terhadap dua perusahaan energi besar Rusia, yakni Rosneft dan Lukoil, beserta anak perusahaannya.

"China menentang sanksi sepihak yang tidak berdasar pada hukum internasional atau otorisasi Dewan Keamanan PBB," tegas Guo.

Trump Rencanakan Pertemuan dengan Xi, Batalkan dengan Putin

Presiden Trump dijadwalkan bertemu Presiden Xi Jinping dalam KTT APEC di Korea Selatan pada 31 Oktober hingga 1 November 2025.

"Di Korea Selatan, saya akan bertemu dengan Presiden Xi dari China. Kita bisa menyelesaikan banyak pertanyaan, keraguan dan aset luar biasa yang kita miliki bersama," kata Trump.

Ia menggambarkan hubungannya dengan Xi sebagai "sangat baik" dan menyebut pertemuan itu akan berlangsung "cukup lama".

Namun, Trump membatalkan pertemuan dengan Presiden Putin.

"Kami membatalkan pertemuan dengan Presiden Putin, rasanya tidak tepat bagi saya. Rasanya seperti kami tidak akan sampai pada titik yang harus kami capai. Jadi saya membatalkannya, tapi kami akan melakukannya di masa depan," ujarnya.

Trump juga menyatakan kekecewaannya atas tidak adanya kemajuan nyata dalam negosiasi dengan Putin.

"Jika bicara jujur, satu-satunya yang bisa saya katakan adalah, setiap kali saya berbicara dengan Vladimir, saya punya percakapan yang baik, tapi setelah itu tidak ada kemajuan. Benar-benar tidak membuahkan hasil," ungkapnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf