billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

PBB Kecam Kekejaman di El Fasher Sudan dan Apatisme Internasional: "Kota Itu Terjerumus ke dalam Neraka yang Lebih Kelam"

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

PBB Kecam Kekejaman di El Fasher Sudan dan Apatisme Internasional: "Kota Itu Terjerumus ke dalam Neraka yang Lebih Kelam"
Foto: (Sumber: Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Tom Fletcher. ANTARA/Xinhua)

Pantau - Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Tom Fletcher, mengecam keras kekejaman brutal yang terjadi di El Fasher, Sudan, sekaligus menyesalkan sikap apatis komunitas internasional terhadap krisis kemanusiaan tersebut.

"Kota El Fasher, yang telah menjadi lokasi penderitaan manusia di level yang katastropik, kini terjerumus ke dalam neraka yang lebih kelam, dengan laporan-laporan kredibel tentang eksekusi massal setelah tentara Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) memasuki kota tersebut," ungkap Fletcher dalam rapat Dewan Keamanan PBB pada Kamis, 30 Oktober 2025.

Ia menyatakan bahwa laporan di lapangan menunjukkan adanya kekerasan ekstrem terhadap warga sipil, termasuk pemerkosaan terhadap perempuan dan anak perempuan, mutilasi, hingga pembunuhan yang dilakukan tanpa adanya pertanggungjawaban hukum.

Pembantaian Massal dan Krisis Pengungsi Memburuk

Pada Rabu, 29 Oktober 2025, hampir 500 pasien dan pendamping mereka yang berada di Rumah Sakit Bersalin Saudi di El Fasher, Darfur Utara, dilaporkan dibunuh secara massal.

Puluhan ribu warga sipil, sebagian besar dalam kondisi ketakutan dan kelaparan, mencoba melarikan diri dari wilayah tersebut atau mencari perlindungan yang aman.

Namun, perjalanan pelarian justru membuka risiko kekerasan baru: pemerasan, pemerkosaan, dan penganiayaan terhadap mereka yang mayoritas terdiri dari perempuan, anak-anak, dan lansia.

Para pemuda menjadi target penculikan atau pembunuhan di jalanan, sementara banyak warga lainnya bahkan tidak diizinkan untuk meninggalkan kota.

"Apa yang terjadi di El Fasher mengingatkan kembali pada kekejaman yang dialami Darfur 20 tahun lalu. Namun, entah bagaimana, saat ini kita melihat reaksi global yang sangat berbeda, reaksi lepas tangan. Jadi, ini juga merupakan krisis apati," tegas Fletcher.

PBB Desak Tindakan Internasional Segera

Tom Fletcher mendesak Dewan Keamanan PBB serta negara-negara anggota untuk segera mengambil langkah nyata dalam merespons situasi kemanusiaan yang memburuk di Sudan.

Tiga tuntutan utama yang disampaikan antara lain:

  • Mengambil tindakan segera dan tegas menghentikan kekejaman terhadap warga sipil.
  • Menghentikan bantuan persenjataan terhadap kekerasan tersebut.
  • Menuntut akses kemanusiaan penuh dan tanpa hambatan di El Fasher dan seluruh wilayah Sudan.

PBB menegaskan bahwa tanpa tekanan internasional yang konkret, kekerasan sistematis terhadap warga sipil akan terus terjadi, dengan dampak jangka panjang yang menghancurkan bagi stabilitas dan kemanusiaan di kawasan tersebut.

Penulis :
Aditya Yohan