billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

RSF Kuasai Kota Al Fasher, Korban Tewas Tembus 2.200 Orang dan Ratusan Ribu Mengungsi

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

RSF Kuasai Kota Al Fasher, Korban Tewas Tembus 2.200 Orang dan Ratusan Ribu Mengungsi
Foto: (Sumber: Seorang wanita memegang seorang anak di sebuah kamp pengungsi di El Fasher, wilayah Darfur Utara, Sudan (9/7/2025). ANTARA/Xinhua/HO-UNICEF/aa. (UNICEF handout via Xinhua).)

Pantau - Jumlah korban tewas akibat pertempuran sengit di Kota Al Fasher, Provinsi Darfur Utara, Sudan, bertambah menjadi 2.227 orang setelah kota tersebut sepenuhnya dikuasai oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pada 26 Oktober 2025.

Kekerasan Meluas, Warga Sipil Jadi Korban

Menurut juru bicara Tentara Pembebasan Sudan pro-pemerintah, Agad bin Kony, korban tewas termasuk anak-anak, perempuan, dan kaum lansia.

“Semua orang telah melihat video yang memperlihatkan para militan menembaki orang-orang di rumah sakit Saudi, pusat pengungsian dan masjid-masjid, di mana korban luka, pasien, atau warga sipil mencari perlindungan di tengah aksi penembakan dan pertempuran sengit,” ungkapnya kepada RIA Novosti pada Kamis.

Sejak RSF mengambil alih kota, lebih dari 393.000 warga telah melarikan diri dalam empat hari terakhir untuk menghindari kekerasan.

Al Fasher: Benteng Terakhir yang Jatuh

Al Fasher merupakan benteng terakhir tentara Sudan di wilayah Darfur yang luas dan telah menjadi target pengepungan intens oleh RSF sejak tahun lalu.

Kota ini kini jatuh sepenuhnya ke tangan RSF, menandai kemunduran signifikan bagi kekuatan militer pemerintah Sudan di Darfur.

Perang saudara yang telah berlangsung selama tiga tahun ini melibatkan dua kekuatan utama: militer Sudan dan RSF.

Konflik tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi ke berbagai wilayah, baik di dalam negeri maupun ke negara tetangga.

Sebagian besar wilayah Sudan kini berada di ambang kelaparan akibat terganggunya distribusi pangan dan lumpuhnya layanan kemanusiaan.

PBB dan para mediator regional telah berulang kali menyerukan gencatan senjata, namun hingga kini belum ada solusi yang mampu menghentikan konflik yang terus meluas ini.

Penulis :
Ahmad Yusuf