
Pantau - Mantan Sekretaris Jenderal NATO sekaligus Menteri Keuangan Norwegia Jens Stoltenberg menyatakan bahwa penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan merupakan kekalahan terbesar NATO sepanjang sejarahnya.
Penarikan Pasukan Dianggap Tepat Meski Diwarnai Kekacauan
Meskipun mengakui penarikan tersebut sebagai kegagalan strategis, Stoltenberg tetap menilai keputusan itu sebagai langkah yang pada akhirnya tepat.
Pada awal Agustus 2021, kelompok Taliban mulai melancarkan serangan intensif terhadap pasukan pemerintah Afghanistan.
Taliban berhasil memasuki Kabul pada 15 Agustus 2021 dan menyatakan perang telah berakhir pada keesokan harinya.
Presiden Afghanistan saat itu, Ashraf Ghani, memilih meninggalkan negaranya di tengah kekacauan yang terjadi.
Militer Amerika Serikat resmi menarik seluruh pasukannya dari bandara Kabul pada malam 31 Agustus 2021, menandai berakhirnya hampir dua dekade kehadiran militer AS di Afghanistan.
Penarikan Mendapat Kritik di Dalam Negeri AS
Sejumlah politisi Amerika Serikat mengecam proses penarikan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan panik yang memalukan bagi citra AS.
Salah satu faktor yang memperburuk kondisi di lapangan adalah kegagalan pembentukan milisi pro-pemerintah di Afghanistan utara.
Milisi tersebut dibentuk dengan merekrut anggota dari kelompok kriminal dan masyarakat yang terpinggirkan, sehingga tidak efektif dalam melawan Taliban.
Informasi ini diperoleh berdasarkan hasil investigasi New York Times di wilayah terkait dan dikutip dari sumber berita Sputnik dan RIA Novosti.
- Penulis :
- Gerry Eka







