
Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan AS akan kembali melakukan uji coba nuklir karena, menurutnya, negara lain juga melakukan pengujian sehingga Washington “tidak punya pilihan” untuk menahan diri.
Pernyataan Trump dalam Penerbangan Air Force One
Trump mengungkapkan sikap tersebut pada Jumat, 14 November 2025 saat berbicara kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One.
Ia mengatakan, "Sayalah yang merenovasinya dan membangun beberapa, dan saya benci melakukannya, tetapi saya tidak punya pilihan, karena mereka memilikinya," ungkapnya.
Trump menegaskan bahwa AS memiliki jumlah senjata nuklir lebih banyak dibandingkan negara mana pun.
Ia kemudian menambahkan, "Kami akan melakukan uji coba nuklir seperti yang dilakukan negara lain. Kami memiliki lebih banyak senjata nuklir dibanding negara mana pun dan kami harus mengujinya," ujarnya.
Pada pernyataan terpisah, Trump juga menyinggung ambisinya untuk mendorong pelucutan senjata nuklir.
Menurutnya, "Kami punya lebih banyak senjata nuklir. Rusia nomor dua, dan China jauh di posisi ketiga, tetapi dalam empat atau lima tahun, mereka akan sejajar dengan kami. Yang ingin saya lakukan denuklirisasi," ia menegaskan.
Reaksi Rusia dan Konteks Kebijakan AS
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio sebelumnya menyatakan bahwa rencana melanjutkan uji coba nuklir bertujuan memverifikasi keamanan persenjataan Amerika Serikat.
Trump pada pekan lalu menyebut dirinya telah memerintahkan Departemen Perang—istilah lama dari Departemen Pertahanan AS—untuk segera memulai kembali uji coba karena pihak lain melakukan hal serupa dan langkah tersebut dianggapnya tepat.
Pemerintah Rusia merespons pernyataan tersebut melalui juru bicara Dmitry Peskov dengan menyebut bahwa uji coba nuklir Amerika Serikat akan mengakhiri larangan panjang uji coba nuklir global.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah menyatakan bahwa jika negara lain melakukan uji coba nuklir, Rusia akan "bertindak sesuai," ungkapnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf








