
Pantau - Kanselir Jerman Friederich Merz pada hari Rabu memperingatkan Amerika Serikat agar tidak mengabaikan negara-negara Eropa dalam perundingan dengan Rusia terkait konflik di Ukraina.
Merz menegaskan bahwa setiap kesepakatan yang menyangkut Ukraina tidak dapat dibuat tanpa persetujuan Eropa.
Dalam pidatonya di hadapan parlemen Jerman, ia menyatakan bahwa Eropa menginginkan perang segera berakhir, namun tidak dengan mengorbankan posisi atau kepentingan benua tersebut.
Ia memperingatkan bahwa kesepakatan antara “kekuasaan-kekuatan besar” yang tidak melibatkan Ukraina dan Eropa tidak akan menjadi dasar perdamaian yang berkelanjutan.
"Di masa yang menentukan bagi Ukraina, Eropa, dan sekutu kami di AS, saya ingin menegaskan bahwa isu Eropa hanya dapat diputuskan melalui kesepakatan dengan Eropa," ungkap Merz.
Tekanan terhadap Rusia dan Komitmen kepada Ukraina
Merz juga menegaskan bahwa Eropa bukan sekadar pion, melainkan aktor berdaulat yang memiliki kepentingan dan nilai-nilai sendiri.
"Eropa bukan pion, melainkan aktor berdaulat yang mengejar kepentingan dan nilai-nilainya sendiri. Dan dengan semua perkembangan yang terjadi, kita tidak boleh melupakan hal ini: perang ini bisa berakhir besok jika Rusia menghentikan perang ilegalnya dan menarik pasukannya dari wilayah asing," ujarnya.
Ia menyambut baik perubahan dalam rencana awal 28 poin dari Presiden AS Donald Trump, yang kini telah mengalami penyesuaian setelah adanya perundingan antara delegasi Amerika Serikat, Ukraina, dan Eropa di Jenewa pada hari Minggu.
“Persatuan kini penting — persatuan di Eropa, persatuan dengan Ukraina, dan persatuan dalam aliansi transatlantik,” ujar Merz menekankan pentingnya solidaritas internasional.
Ia menambahkan bahwa negara-negara Barat harus terus meningkatkan tekanan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin agar bersedia berunding.
" Kami akan mendukung rakyat Ukraina selama diperlukan. Dan kami bermaksud menyediakan aset Rusia yang dibekukan justru untuk tujuan ini, Putin harus menyadari bahwa ia tidak memiliki peluang untuk memenangkan perang ini," katanya.
Merz merujuk pada rencana Eropa yang akan memberikan pinjaman sebesar €140 miliar (sekitar Rp2.699,5 triliun) kepada Ukraina.
Dana tersebut akan dijamin oleh aset bank sentral Rusia yang telah dibekukan dan saat ini disimpan di Belgia.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







