
Pantau - Jalur Gaza sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk meski gencatan senjata antara Israel dan Hamas diberlakukan sejak 10 Oktober.
Layanan Dasar Lumpuh dan Bahan Bakar Menipis
Setelah 50 hari gencatan senjata, mayoritas dari dua juta penduduk masih tinggal di tenda dan tempat penampungan sementara tanpa tanda-tanda perbaikan kondisi hidup.
Sistem air dan sanitasi rusak sehingga sampah serta puing-puing bangunan menumpuk dan banyak ruas jalan masih tertutup.
Rumah sakit kekurangan pasokan medis dasar yang dibutuhkan untuk menangani pasien setiap hari.
Union of Municipalities di Gaza memperingatkan krisis bahan bakar yang melumpuhkan layanan esensial karena Israel terus memblokade pengiriman bahan bakar.
Alaa al-Din al-Batta mengatakan pemerintah kota hanya menerima pasokan bahan bakar cukup untuk lima hari kerja sejak gencatan senjata sehingga menghambat pembersihan jalan, pemindahan puing, dan layanan bagi keluarga pengungsi.
Ia mendesak masuknya generator, sistem tenaga surya, suku cadang, dan peralatan berat secara segera karena krisis mengancam operasi kemanusiaan harian.
Sistem Kesehatan Kolaps dan Kekerasan yang Masih Berlanjut
Bassam Zaqout menyebut sistem kesehatan masih bekerja dengan sumber daya terbatas tanpa rekonstruksi fasilitas yang rusak sementara pembatasan delegasi medis memperparah kelangkaan tenaga serta peralatan laboratorium.
Layanan kesehatan spesialis mata terancam berhenti akibat kerusakan alat, keterbatasan obat, serta penundaan pemeriksaan bagi pasien.
Otoritas kesehatan menyatakan 4.000 pasien glaukoma berisiko kehilangan penglihatan tanpa pasokan darurat.
Krisis kemanusiaan berlanjut bersamaan dengan meningkatnya kekerasan di sejumlah titik di Jalur Gaza.
Sumber keamanan Palestina melaporkan serangan artileri dan tembakan berat oleh pasukan Israel di timur kamp pengungsi Bureij.
Mereka juga melaporkan enam serangan udara di Rafah timur serta tembakan artileri ke sebuah rumah di Bani Suheila.
Tidak ada korban dalam serangan terhadap rumah tersebut.
Pejabat kesehatan mengatakan tiga orang tewas dalam 24 jam terakhir sehingga total korban sejak 10 Oktober mencapai 357 orang dengan 908 luka-luka.
Sejak 7 Oktober 2023, total korban yang dilaporkan mencapai 70.103 tewas dan 170.985 luka-luka.
Kantor media pemerintah Gaza menuduh Israel melakukan 591 pelanggaran gencatan senjata termasuk serangan artileri, penembakan, dan perusakan infrastruktur.
Tindakan tersebut disebut sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional", ungkapnya, dalam pernyataan resmi.
Mereka mendesak AS, para mediator, dan Dewan Keamanan PBB untuk campur tangan dalam menghentikan pelanggaran tersebut.
Kendala Evakuasi Jasad dan Minimnya Peralatan Berat
Otoritas Pertahanan Sipil Gaza menyebut sekitar 10.000 jenazah masih terkubur di bawah bangunan runtuh dan jumlah pastinya tidak diketahui karena kondisi kerja yang sulit.
Mahmoud Basal mengatakan hanya satu ekskavator yang masuk ke Gaza sehingga tidak cukup untuk mengevakuasi jasad korban.
Ia menegaskan "Setiap hari, kami menerima banyak permintaan dari keluarga-keluarga yang meminta kami mengevakuasi jenazah anggota keluarga mereka," ungkapnya, menggambarkan situasi lapangan yang terus memburuk.
Basal mendesak agar peralatan berat tambahan segera dapat masuk dengan aman untuk mempercepat proses evakuasi.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf








