
Pantau - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyatakan keprihatinan mendalam atas bentrokan bersenjata antara pasukan Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan kedua negara pada Senin (8/12) yang menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.
Pernyataan Anwar Ibrahim
Anwar mengatakan, “Saya sangat prihatin dengan laporan bentrokan bersenjata antara pasukan Kamboja dan Thailand di sepanjang perbatasan kedua negara. Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga mereka yang telah tewas atau terluka,” ungkapnya dalam keterangan di Kuala Lumpur.
Ia menegaskan bahwa bentrokan tersebut berpotensi mengikis upaya stabilisasi hubungan antara kedua negara bertetangga yang sebelumnya telah menunjukkan kemajuan.
Anwar menekankan bahwa Thailand dan Kamboja merupakan mitra dekat Malaysia serta anggota penting ASEAN.
Seruan Penahanan Diri dan Upaya Diplomatik
Anwar mendesak kedua negara untuk menahan diri, menjaga saluran komunikasi tetap terbuka, dan memanfaatkan mekanisme penyelesaian yang telah tersedia.
Ia menambahkan, “Malaysia siap mendukung langkah-langkah yang dapat membantu memulihkan ketenangan dan mencegah insiden lebih lanjut,” ujarnya.
Menurutnya, ASEAN tidak boleh membiarkan sengketa berkepanjangan berubah menjadi siklus konfrontasi yang mengancam stabilitas kawasan.
Anwar menegaskan bahwa prioritas utama saat ini adalah menghentikan pertempuran, melindungi warga sipil, dan kembali ke jalur diplomatik sesuai hukum internasional serta semangat bertetangga yang menjadi landasan ASEAN.
Pada Oktober 2025, pemimpin Kamboja dan Thailand sebelumnya menandatangani kesepakatan damai di sela KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, yang saat itu disaksikan Anwar selaku Ketua ASEAN dan Presiden AS Donald Trump.
- Penulis :
- Leon Weldrick







