Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Menlu Turkiye: ISIS Melemah, Kini Justru Dimanfaatkan untuk Kepentingan Politik

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Menlu Turkiye: ISIS Melemah, Kini Justru Dimanfaatkan untuk Kepentingan Politik
Foto: (Sumber: Arsip foto - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan. (ANTARA/Anadolu/py).)

Pantau - Menteri Luar Negeri Turkiye, Hakan Fidan, menyatakan bahwa kelompok ekstremis Negara Islam (ISIS) tidak lagi menjadi ancaman sistematis, namun kini justru dimanfaatkan oleh sejumlah negara untuk kepentingan politik masing-masing.

Pernyataan ini disampaikan Fidan dalam wawancara dengan saluran TVnet pada Sabtu, 13 Desember 2025, di Istanbul.

ISIS Tidak Lagi Jadi Ancaman Sistematis

"ISIS kini sudah melemah dan tidak menimbulkan ancaman sistematis ... Kami tidak menyangkal bahwa mereka adalah ancaman yang harus diperangi, tetapi sebagai kelompok perlawanan, kami dapat katakan bahwa reaksi terhadap tindakan ISIS tidak proporsional dengan ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok itu," ujar Hakan Fidan.

Ia menegaskan bahwa kondisi ini tidak lepas dari kepentingan tersembunyi sejumlah pihak.

"Ini sebenarnya terkait dengan tujuan lain. ISIS telah menjadi alat yang nyaman yang dieksploitasi oleh semua orang," tambahnya.

Menurut Fidan, beberapa negara menggunakan ISIS sebagai alat untuk mengejar tujuan politik tertentu.

Ia juga menyebut mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, sebagai salah satu pihak yang mengeksploitasi kelompok tersebut.

Serangan ISIS dan Respons Internasional

Pernyataan Fidan muncul di tengah meningkatnya ketegangan pasca serangan ISIS terhadap militer Amerika Serikat dan Suriah di Kota Palmyra, Suriah.

Fidan menyebut serangan tersebut sebagai bentuk "provokasi".

Pada hari yang sama, Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengonfirmasi bahwa dua anggota militer Amerika Serikat dan satu penerjemah sipil tewas, serta tiga lainnya luka-luka akibat serangan di Palmyra.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Suriah juga menyampaikan bahwa salah satu anggota ISIS melakukan serangan langsung terhadap personel militer di kota tersebut.

Palmyra, atau Tadmur dalam bahasa Arab, dikenal sebagai situs arkeologis penting dengan peninggalan sejak era Neolitik atau Zaman Batu Muda.

Penulis :
Gerry Eka
Editor :
Gerry Eka