Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

China dan ASEAN Perkuat Kerja Sama Strategis di Tengah Ketidakpastian Global Tahun 2025

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

China dan ASEAN Perkuat Kerja Sama Strategis di Tengah Ketidakpastian Global Tahun 2025
Foto: (Sumber: Foto ini, yang diambil pada 17 September 2025, memperlihatkan pemandangan Pusat Konvensi dan Pameran Internasional Nanning tempat diselenggarakannya China-ASEAN Expo ke-22 di Nanning, Daerah Otonom Guangxi Zhuang, China selatan. (ANTARA/Xinhua/Cao Yiming))

Pantau - Pada tahun 2025, kerja sama antara China dan ASEAN terus bergerak maju meskipun dunia menghadapi peningkatan ketidakpastian global yang ditandai kebangkitan unilateralisme, proteksionisme, gangguan rantai perdagangan, dan meningkatnya campur tangan eksternal.

China dan negara-negara ASEAN tetap berpegang pada jalur kerja sama dan pembangunan guna memajukan komunitas China-ASEAN yang lebih erat dengan masa depan bersama.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan bahwa dunia semakin bergejolak, konflik regional makin intensif, dan ketidakpastian global terus meningkat.

Pernyataan tersebut disampaikan Anwar Ibrahim dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pada Oktober lalu.

Anwar Ibrahim menegaskan kondisi global tersebut menguji perekonomian ASEAN sekaligus tekad kolektif kawasan untuk mempertahankan kerja sama.

Negara-negara ASEAN menunjukkan keinginan kuat untuk menegakkan perdamaian, stabilitas, dan kerja sama regional yang terbuka.

China secara konsisten mendukung sentralitas ASEAN dalam arsitektur kawasan.

China juga bekerja sama erat dengan ASEAN untuk menjaga sistem perdagangan multilateral serta memastikan rantai industri dan pasokan regional tetap stabil dan tangguh.

Dalam 11 bulan pertama tahun 2025, ASEAN tetap menjadi mitra dagang terbesar China.

Perdagangan dua arah China dan ASEAN tercatat meningkat 8,5 persen secara tahunan.

China terus berbagi peluang pasar melalui kebijakan keterbukaan tingkat tinggi.

Dalam 10 bulan pertama 2025, perdagangan produk pertanian dan pangan China-ASEAN mencapai 51,3 miliar dolar AS atau meningkat 8,9 persen secara tahunan.

Impor buah segar dan kering China dari ASEAN melampaui 10 miliar dolar AS dan mencakup lebih dari dua pertiga total impor global China untuk produk sejenis.

China meningkatkan kerja sama dengan Indonesia, Vietnam, dan Malaysia di bidang kecerdasan buatan, ekonomi digital, serta ekonomi hijau.

Kerja sama di sektor emerging tersebut membuka prospek baru bagi pembangunan berbasis inovasi.

Proyek konektivitas seperti Jalur Kereta China-Laos dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung mendorong pertumbuhan ekonomi di sepanjang rute.

Proyek kawasan industri unggulan seperti Dua Negara Taman Kembar China-Malaysia, Koridor Ekonomi Regional Komprehensif China-Indonesia, dan Kawasan Industri Suzhou China-Singapura terus menunjukkan kemajuan stabil.

Proyek-proyek tersebut memperkuat integrasi rantai industri serta pembangunan ekonomi dan sosial kawasan.

Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn menyampaikan bahwa dialog berkelanjutan dan visi bersama memperdalam kerja sama ASEAN-China serta membawa stabilitas dan peluang pembangunan baru.

Pada 27 Oktober, Guangxi Automobile Group mengekspor delapan kendaraan ke Vietnam yang menandai ekspor kendaraan utuh ke-5.000 perusahaan tersebut ke ASEAN.

Peristiwa tersebut mencerminkan perkembangan Zona Perdagangan Bebas China-ASEAN.

Pada 28 Oktober, Protokol Pembaruan FTA China-ASEAN 3.0 ditandatangani di Kuala Lumpur.

Protokol tersebut mengangkat kerja sama ekonomi dan perdagangan China-ASEAN ke fase institusional baru.

Direktur inovasi Guangxi Automobile Group Feng Xue menyatakan "Protokol ini membuka peluang baru bagi perusahaan China untuk masuk ke pasar ASEAN."

Pembaruan FTA mencakup sembilan bidang utama termasuk prosedur bea cukai, fasilitasi perdagangan, standar, kerja sama ekonomi dan teknis, ekonomi digital, ekonomi hijau, interkonektivitas rantai pasokan, persaingan, perlindungan konsumen, serta usaha mikro, kecil, dan menengah.

Ketua Kadin Indonesia Komite China Garibaldi Thohir menyatakan pembaruan ini meningkatkan daya saing Indonesia serta menarik investasi berkelanjutan.

Akademisi Universitas Hubungan Luar Negeri China He Min menyatakan protokol ini menghapus hambatan institusional dan mendorong penyelarasan aturan serta pengakuan standar timbal balik.

Ikatan antarmasyarakat China dan ASEAN semakin menguat sepanjang 2025 seiring penyelenggaraan hampir 200 kegiatan pertukaran selama Tahun Pertukaran Antarmasyarakat China-ASEAN 2024–2025.

China juga memperkenalkan kebijakan visa ASEAN termasuk pembebasan visa timbal balik dengan Singapura, Thailand, Malaysia, dan Brunei.

Kebijakan tersebut memperlancar mobilitas lintas batas, meningkatkan pariwisata dua arah, serta memperluas pertukaran budaya dan seni.

China dan ASEAN menghadapi tantangan global melalui kerja sama pragmatis dengan jalur menuju komunitas China-ASEAN bermasa depan bersama yang semakin jelas.

Pada 2026, China dan ASEAN akan memperingati lima tahun kemitraan strategis komprehensif.

Presiden Senat Malaysia Awang Bemee Awang Ali Basah menyatakan keyakinannya dan menyerukan ASEAN serta China untuk terus membangun kawasan yang damai, makmur, dan dinamis bersama.

Penulis :
Ahmad Yusuf