Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Iran Tegaskan Program Rudal Bukan untuk Negosiasi, Hanya untuk Pertahanan dan Kedaulatan Nasional

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Iran Tegaskan Program Rudal Bukan untuk Negosiasi, Hanya untuk Pertahanan dan Kedaulatan Nasional
Foto: (Sumber: Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei menghadiri konferensi pers di Teheran, Iran, 14 Desember 2025. ANTARA/Xinhua/Shadati.)

Pantau - Pemerintah Iran kembali menegaskan bahwa program rudal balistik negaranya tidak akan menjadi bagian dari negosiasi internasional dalam bentuk apa pun, karena rudal tersebut dikembangkan semata-mata untuk mempertahankan kedaulatan dan menjaga pertahanan nasional.

Pernyataan ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, dalam konferensi pers mingguan yang digelar di Teheran pada Senin, 22 Desember 2025.

Ia menekankan bahwa tekanan dari negara Barat dan Israel terkait program rudal Iran adalah bentuk standar ganda.

Iran Sebut Tekanan Barat dan Israel Munafik

Baghaei menyebut bahwa negara-negara Barat kerap menggambarkan Iran sebagai ancaman, padahal justru mereka yang menyuplai senjata ke Israel dalam skala besar.

Menurutnya, sistem rudal Iran memiliki fungsi utama sebagai deterrent atau pencegah terhadap potensi agresi militer dari negara lain.

“Iran tidak akan memasukkan program rudalnya ke dalam negosiasi internasional apa pun,” tegas Baghaei.

Ketegangan Meningkat Usai Serangan Militer Israel dan AS

Pernyataan Iran ini muncul di tengah laporan media AS, NBC News, yang menyebut bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tengah berupaya meyakinkan Presiden AS Donald Trump bahwa ekspansi rudal balistik Iran merupakan ancaman serius yang dapat menjadi alasan aksi militer terhadap Iran.

Ketegangan meningkat setelah Israel melakukan serangan udara pada 13 Juni 2025 ke sejumlah situs militer dan nuklir Iran, yang menewaskan komandan militer senior, ilmuwan nuklir, dan sejumlah warga sipil.

Kemudian disusul oleh serangan udara Amerika Serikat pada 22 Juni 2025 yang menargetkan tiga fasilitas nuklir utama Iran, yakni Natanz, Fordow, dan Isfahan.

Di tengah ketegangan ini, Iran tetap menyatakan keterbukaan terhadap jalur diplomasi, namun dengan garis batas yang jelas, yakni menolak negosiasi menyangkut isu pertahanan nasional.

Penulis :
Gerry Eka