Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

China Batasi Wisatawan ke Jepang hingga 40 Persen, Imbas Ketegangan Diplomatik soal Taiwan

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

China Batasi Wisatawan ke Jepang hingga 40 Persen, Imbas Ketegangan Diplomatik soal Taiwan
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Orang-orang berjalan di tengah hujan di Shibuya, pusat kota Tokyo, Jepang. ANTARA/Xinhua/Zhang Hua.)

Pantau - Pemerintah China resmi meminta agen perjalanan domestiknya untuk mengurangi jumlah wisatawan ke Jepang hingga 40 persen, sebagai respons atas pernyataan kontroversial Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, terkait potensi konflik di Taiwan.

Instruksi pembatasan disampaikan pada akhir November 2025 kepada agen perjalanan utama di Tiongkok, dan berlaku efektif menjelang musim libur akhir tahun dan awal 2026.

Ketegangan Diplomatik dan Ancaman Keamanan

Pernyataan PM Sanae Takaichi yang menyebut bahwa serangan terhadap Taiwan bisa menjadi situasi yang mengancam kelangsungan hidup Jepang dan membuka kemungkinan pelibatan militer Jepang, menuai reaksi keras dari Beijing.

Sebagai tanggapan, pada pertengahan November, otoritas China mengimbau warganya untuk menghindari kunjungan ke Jepang, dengan alasan meningkatnya risiko keselamatan dan merosotnya iklim pertukaran antar masyarakat.

China juga menyebut pernyataan Takaichi telah merusak suasana hubungan bilateral.

Pengajuan visa wisata ke Jepang oleh warga China yang harus melalui agen perjalanan yang ditunjuk menjadi jalur utama pembatasan jumlah kunjungan.

Dampak Langsung: Ribuan Penerbangan Dibatalkan

Imbas dari kebijakan ini sudah terlihat pada arus perjalanan udara.

Pada Desember 2025, lebih dari 1.900 penerbangan dari China ke Jepang dibatalkan, mencakup lebih dari 40 persen dari total penerbangan.

Jumlah pembatalan diperkirakan meningkat pada Januari 2026 dengan 2.195 penerbangan dijadwalkan batal.

Data terbaru menunjukkan bahwa Jepang, yang selama ini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan asal Tiongkok, tidak lagi masuk dalam 10 besar tujuan luar negeri terpopuler untuk musim liburan Januari–Februari 2026.

Statistik juga menunjukkan perlambatan signifikan: pertumbuhan kunjungan warga China ke Jepang pada November 2025 hanya naik 3 persen secara tahunan (YoY), jauh menurun dibandingkan kenaikan 22,8 persen pada Oktober 2025.

Anjloknya minat wisata ini secara langsung dipengaruhi oleh peringatan perjalanan dan memburuknya hubungan diplomatik kedua negara.

Penulis :
Gerry Eka