Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Kamboja Tuding Thailand Luncurkan Serangan Militer di Tengah Proses Perundingan Damai

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Kamboja Tuding Thailand Luncurkan Serangan Militer di Tengah Proses Perundingan Damai
Foto: (Sumber: Sebuah jembatan beton yang hancur terlihat di daerah perbatasan antara distrik Chong Kal di provinsi Oddar Meanchey dan distrik Srei Snam di provinsi Siem Reap, Kamboja, Sabtu (20/12/2025). ANTARA/Xinhua/HO-Agence Kampuchea Presse/aa.)

Pantau - Pemerintah Kamboja menuduh Thailand melakukan serangan militer di wilayah perbatasan pada Kamis pagi, 25 Desember 2025, meskipun proses perundingan damai antar kedua negara sedang berlangsung.

Serangan tersebut diklaim menyasar kawasan sensitif di sekitar kompleks kuil Preah Vihear serta dua situs lain, dan menyebabkan puluhan korban jiwa di kedua pihak serta hampir satu juta warga mengungsi.

“Kami melihat ini sebagai pelanggaran serius terhadap itikad baik dalam dialog damai,” ungkap Letjen Maly Socheata, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja.

Serangan di Tengah Dialog dan Tuduhan Kamboja

Menurut Kamboja, serangan dilakukan oleh militer Thailand dengan menggunakan artileri berat, jet tempur, drone tempur, serta peluru yang menghantam desa Chouk Chey.

Target serangan termasuk kompleks kuil Preah Vihear, serta dua wilayah lainnya yaitu Ta Krabey dan Ta Mone, yang merupakan area sensitif secara budaya dan historis.

Serangan terjadi hanya sehari setelah pertemuan militer perdana antara kedua negara digelar di Chanthaburi, Thailand, pada Rabu, 24 Desember 2025.

Sikap Thailand dan Proses Perundingan Lanjut

Pihak Thailand belum memberikan tanggapan resmi terhadap tuduhan Kamboja mengenai serangan tersebut.

Namun, militer Thailand melaporkan telah menemukan empat ranjau darat di provinsi Surin, dekat lokasi ledakan yang melukai prajurit Thailand, dan menyebut ranjau itu membahayakan patroli mereka.

Meski ketegangan meningkat, kedua negara menyatakan komitmen untuk melanjutkan dialog melalui forum Komite Perbatasan Umum Kamboja–Thailand yang kembali dijadwalkan pada Jumat, 26 Desember 2025.

Putaran pertama dialog sebelumnya berlangsung singkat, kurang dari satu jam, namun diharapkan pertemuan teknis lanjutan dapat menghentikan eskalasi konflik.

Korban Jiwa dan Dampak Kemanusiaan di Perbatasan

Pemerintah Thailand melaporkan sedikitnya 23 tentara dan satu warga sipil tewas, sementara 41 warga sipil lainnya meninggal akibat dampak serangan.

Dari pihak Kamboja, Kementerian Dalam Negeri mencatat 31 warga sipil tewas dalam insiden yang sama.

Diperkirakan hampir satu juta orang dari kedua sisi perbatasan telah mengungsi akibat meningkatnya intensitas konflik.

Latar Belakang Konflik dan Implikasi Kawasan

Sengketa wilayah perbatasan antara Kamboja dan Thailand telah lama terjadi, terutama di area sekitar kuil Preah Vihear yang menjadi sumber ketegangan sejak 2008 hingga 2011.

Konflik yang kembali memanas ini memicu kekhawatiran di kawasan, termasuk potensi gangguan terhadap stabilitas regional ASEAN.

Beberapa negara anggota ASEAN dan pihak internasional, termasuk Amerika Serikat, mulai menawarkan fasilitasi untuk proses perdamaian.

Penulis :
Gerry Eka