
Pantau - Arab Saudi melancarkan serangan terhadap posisi Dewan Transisi Selatan (STC) di Pelabuhan Al Mukalla, Provinsi Hadhramaut, Yaman Timur, dengan sasaran utama pasokan senjata dan peralatan militer yang dikirim dari Uni Emirat Arab (UEA).
Serangan ini dipicu oleh dugaan bahwa STC, kelompok separatis yang aktif di wilayah selatan Yaman, menerima bantuan logistik militer dari UEA, mitra koalisi yang secara diplomatis masih bersama Saudi dalam konflik Yaman.
Ketegangan Memuncak di Hadhramaut
Koalisi pimpinan Saudi menuduh STC menduduki sejumlah fasilitas penting di Hadhramaut, termasuk lembaga pemerintahan dan bandara.
Kelompok ini juga terlibat bentrokan dengan Aliansi Suku Hadhramaut dan berhasil merebut ladang minyak strategis Al Masilah, yang dioperasikan oleh perusahaan PetroMasila.
Akibat bentrokan tersebut, sedikitnya 12 orang dilaporkan tewas atau luka, dan produksi minyak PetroMasila yang biasanya mencapai 85.000 hingga 90.000 barel per hari terhenti total.
Dampak Regional dan Eskalasi Politik
Ketua Dewan Kepemimpinan Presiden (PLC) Yaman, Rashad Al-Alimi, dilaporkan telah bertemu dengan pejabat Saudi untuk membahas eskalasi terbaru ini.
Ketegangan antara pemerintah pusat Yaman, STC yang mendapat dukungan sebagian dari UEA, dan suku-suku lokal di wilayah penghasil minyak seperti Hadhramaut, semakin memperburuk konflik multi-lapis di negara tersebut.
Serangan ini juga mencerminkan memburuknya hubungan lapangan antara Saudi dan UEA, dua negara yang selama ini menjadi tulang punggung koalisi militer di Yaman, meski secara diplomatik masih berada dalam satu kubu.
Gangguan terhadap ladang minyak dan pelabuhan strategis menimbulkan risiko krisis energi, baik di tingkat lokal maupun kawasan, dan dapat berdampak pada stabilitas pasokan energi dari Yaman ke pasar internasional.
- Penulis :
- Gerry Eka







