
Pantau - Festival Ronthek yang digelar Pemerintah Kabupaten Pacitan kembali masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menegaskan pengakuan nasional atas kekhasan budaya lokal Pacitan.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pacitan, Turmudi, menyatakan bahwa Festival Ronthek 2025 digelar selama tiga hari, mulai Sabtu (5/7) hingga Senin (7/7).
Sebanyak 15 peserta akan tampil dalam parade budaya ini, terdiri dari perwakilan sekolah menengah dan kecamatan se-Kabupaten Pacitan.
"Ronthek sudah menjadi tradisi turun-temurun warga Pacitan. Dulu digunakan sebagai alat membangunkan sahur dan ronda malam. Kini kita kemas dalam bentuk festival sebagai ajang pelestarian budaya", ungkap Turmudi.
Tema, Rute, dan Perkiraan Penonton
Festival tahun ini mengusung tema "Pacitan Sumandhang Nugraha" dan akan digelar di sepanjang rute satu kilometer dari depan Pendopo Kabupaten di Jalan Ahmad Yani hingga kawasan Tanjungpinang Motor di Jalan Jenderal Sudirman.
Tiga titik penilaian disiapkan sepanjang rute untuk digunakan oleh tim juri selama parade berlangsung.
Turmudi optimistis Festival Ronthek 2025 akan menarik hingga 15 ribu pengunjung setiap malam.
"Kalau semalam penonton bisa mencapai 10 hingga 15 ribu orang, dikalikan tiga hari bisa sampai 45 ribu. Dan setiap harinya pengunjung pasti berganti", ujarnya.
Festival ini menjadi kali ketiga Ronthek masuk dalam kalender KEN, memperkuat posisinya sebagai ajang budaya yang diperhitungkan secara nasional.
Jadwal Lengkap Penampilan Peserta Festival Ronthek 2025
Hari Pertama – Sabtu, 5 Juli 2025:
- SMA Negeri Pacitan
- Kecamatan Punung
- Kecamatan Donorojo
- Kecamatan Sudimoro
- Kecamatan Nawangan
Hari Kedua – Minggu, 6 Juli 2025:
- SMK Negeri Pacitan
- Kecamatan Tegalombo
- Kecamatan Ngadirojo
- Kecamatan Bandar
- Kecamatan Arjosari
Hari Ketiga – Senin, 7 Juli 2025:
- MA Al Anwar
- Kecamatan Kebonagung
- Kecamatan Pringkuku
- Kecamatan Tulakan
- Kecamatan Pacitan
Festival Ronthek tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya tradisional Pacitan, tetapi juga penggerak utama sektor pariwisata lokal yang berdampak langsung pada perekonomian masyarakat.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf