
Pantau - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menegaskan pentingnya pelucutan senjata nuklir secara total dalam pidatonya pada Sidang Tingkat Tinggi memperingati International Day for the Total Elimination of Nuclear Weapons di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Jumat (26/9/2025).
Pidato tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Sidang Majelis Umum ke-80 PBB.
Sugiono menyoroti bahwa senjata nuklir merupakan salah satu ancaman terbesar bagi kelangsungan umat manusia, terlebih dengan masih adanya lebih dari 12.000 hulu ledak nuklir yang tersebar di sejumlah negara, termasuk yang tidak tergabung dalam Non-Proliferation Treaty (NPT).
"Indonesia mendesak negara-negara pemilik senjata nuklir untuk menghentikan modernisasi dan ekspansi, mengambil langkah nyata menuju pelucutan, serta menunjukkan komitmen politik bagi dunia yang bebas dari senjata nuklir," tegasnya.
Seruan Gabung TPNW dan Peringatan Ancaman Teknologi Baru
Sugiono juga menekankan perlunya revitalisasi mekanisme pelucutan senjata dan mengajak seluruh negara untuk bergabung dalam Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons (TPNW).
TPNW adalah perjanjian internasional yang melarang kepemilikan, pengujian, dan penggunaan senjata nuklir, yang hingga kini telah ditandatangani lebih dari 90 negara dan diratifikasi oleh lebih dari 70 negara, termasuk Indonesia.
Dalam pidatonya, Sugiono memperingatkan bahwa ancaman nuklir kini semakin kompleks akibat munculnya risiko baru seperti serangan siber, kecerdasan buatan, dan terorisme.
"Risiko ini tidak dapat sepenuhnya dikendalikan. Satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah melalui eliminasi total senjata nuklir," ujar Sugiono.
Ia juga menyampaikan bahwa Konferensi Peninjauan NPT tahun 2026 (2026 NPT Review Conference) harus dijadikan momentum strategis untuk memperkuat komitmen global terhadap pelucutan senjata dan mencegah potensi bencana nuklir di masa depan.
Komitmen Indonesia dalam Agenda Pelucutan Global
Indonesia memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan perlucutan senjata nuklir di forum internasional.
Sebagai Koordinator Kelompok Kerja Gerakan Non-Blok (Pokja GNB) untuk Perlucutan Senjata, Indonesia menginisiasi High-level Meeting of the General Assembly on Nuclear Disarmament di PBB pada 26 September 2013.
Tindak lanjut dari pertemuan tersebut adalah pengajuan rancangan resolusi berjudul Follow-up to the High-level Meeting on Nuclear Disarmament pada Oktober 2013 oleh Indonesia atas nama GNB.
Resolusi ini disahkan pada 5 Desember 2014 dan terus diperbarui setiap tahun.
Resolusi tersebut mendorong negara-negara anggota dan Sekretaris Jenderal PBB untuk:
- memperingati dan mempromosikan International Day for the Total Elimination of Nuclear Weapons setiap tahun
- melakukan edukasi dan peningkatan kesadaran publik terkait ancaman kemanusiaan dari senjata nuklir
- menghimpun pandangan negara-negara mengenai langkah konkret menuju pelucutan total
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti