
Pantau.com - Serangan terhadap Presiden AS Donald Trump tak ada habisnya. Hal itu tentu berkaitan dengan pernyataan 'blunder' Trump saat mengomentari temuan Badan Intelijen Amerika Serikat soal intervensi Rusia di Pilpres AS 2016 lalu.
Di bawah tekanan itu, Trump pun mencuit video wawancara mantan saingannya Hillary Clinton bersama pembawa acara TV Rusia Vladimir Ponzer pada tahun 2010. Dikatakannya, Hillary Clinton sangat mengagungkan Rusia.
"Kami sangat ingin memiliki Rusia yang kuat, karena Rusia yang kuat, percaya diri, makmur, dan stabil, kami pikir, demi kepentingan dunia," kata Hillary dalam klip yang di-tweet itu.
Will the Dems and Fake News ever learn? This is classic! pic.twitter.com/kSX3ROI4QG
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 19 Juli 2018
Baca juga: Mengerikan! Ketika 'Kegelapan' Menyelimuti Donald Trump
Tweet tersebut telah menarik perhatian di media sosial, dengan beberapa selebritis pro-Trump seperti aktor James Woods.
Klip ini disertai dengan hashtag #HillaryLovesRussia, yang sepenuhnya didedikasikan Hillary terhadap Rusia. Termasuk Semua komentar positif tentang Rusia. Seperti kasus William Browder yang diduga memberikan sumbangan sebesar $ 400 juta yang diterima di Rusia untuk kampanye presiden Clinton.
Trump telah menjadi sasaran kritik yang kuat sejak pertemuan puncak Helsinki dengan Putin pada 16 Juli lalu. Di mana ia menolak untuk mengakui dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016 seperti yang telah disampaikan oleh Badan Intelijen AS.
Baca juga: Maria Butina, Mata-mata Rusia yang Jajakan Seks ke Pejabat AS
Trump kemudian berusaha untuk mengembalikan komentarnya. Setelahnya Trump mengatakan jika Rusia memang ikut campur dalam Pilrpes 2016 yang ia menangkan.
"Saya menerima kesimpulan komunitas intelijen kami bahwa campur tangan Rusia dalam pemilihan 2016 berlangsung," kata Trump Selasa. "Bisa jadi orang lain juga. Banyak orang di luar sana."
- Penulis :
- Widji Ananta