Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Roman Abramovich dan Dua Negosiator Ukraina Diracun?

Oleh St Fatiha Sakinah Ramadhani
SHARE   :

Roman Abramovich dan Dua Negosiator Ukraina Diracun?

Pantau.com - Melansir BBC, Selasa 29 Maret 2022, Miliarder Rusia, Roman Abramovich menderita gejala yang diduga keracunan ketika ia sedang berada di pembicaraan untuk damai di perbatasan Ukraina-Belarus, awal bulan ini, kata sumber yang dekat dengannya.

Meski telah pulih, pemilik Chelsea FC itu dikabarkan sempat mengalami sakit mata dan kulitnya mengelupas.

Dua negosiator perdamaian Ukraina juga dilaporkan menderita gejala yang sama.

Satu laporan mengatakan bahwa dugaan peracunan itu dilakukan oleh kelompok garis keras Rusia yang ingin menyabotase pembicaraan.

Tak lama setelah tuduhan itu muncul, seorang pejabat Amerika Serikat, yang tidak disebutkan namanya, dikutip oleh Reuters, mengatakan bahwa menurut intelijen, gejala Abramovich merupakan faktor "lingkungan", bukan keracunan.

Kemudian seorang pejabat di kantor kepresidenan Ukraina, Ihor Zhovkva, mengatakan kepada BBC bahwa meskipun dia tidak pernah berbicara dengan Abramovich, anggota delegasi Ukraina yang diduga turut keracunan "baik-baik saja" dan salah satunya mengatakan cerita itu "palsu".

Namun, koresponden keamanan BBC, Frank Gardner, mengatakan tidak mengherankan jika Amerika Serikat ingin meredam anggapan bahwa siapa pun, terutama Rusia, telah menggunakan senjata kimia di Ukraina, karena hal ini memicu mereka ke tindakan pembalasan yang sangat enggan mereka lakukan.

Kondisi Abramovich dan negosiator Ukraina, termasuk anggota parlemen Ukraina Rustem Umerov, telah membaik sejak insiden pada 3 Maret, kata sumber yang dikutip Wall Street Journal.

Sebuah sumber yang dekat dengan Abramovich mengatakan kepada BBC bahwa dia telah pulih dan melanjutkan negosiasi untuk mencoba dan mengakhiri perang di Ukraina.

Insiden itu menyoroti peran Abramovich sebagai perantara dalam pembicaraan antara Ukraina dan Rusia. Meski sifat pasti posisinya tidak jelas, juru bicara oligarki sebelumnya mengatakan pengaruhnya "terbatas".

Pada hari Minggu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. mengatakan Abramovich telah menawarkan bantuan kepadanya untuk mengurangi invasi Rusia ke negara itu.

Miliarder Rusia itu melakukan beberapa perjalanan antara Moskow dan Kyiv untuk melakukan pembicaraan pada awal bulan. Abramovich dilaporkan bertemu Zelensky selama perjalanannya, tetapi pemimpin Ukraina itu tidak terpengaruh dan juru bicaranya tidak memiliki informasi tentang insiden tersebut.

Sementara itu, kelompok jurnalisme investigasi Bellingcat mengatakan Abramovich dan para negosiator Ukraina menderita gejala yang "konsisten dengan keracunan senjata kimia".

Gejalanya termasuk "radang mata dan kulit, serta rasa sakit yang menusuk di mata", lapor Bellingcat.

Sebelumnya, Abramovich diberi sanksi oleh Uni Eropa dan Inggris awal bulan ini atas dugaan hubungannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang telah dibantahnya.

Tetapi Zelensky dilaporkan telah meminta Amerika Serikat untuk menunda pemberian sanksi kepada Abramovich, dengan alasan dia dapat memainkan peran dalam merundingkan kesepakatan damai dengan Moskow.

Kremlin mengatakan bahwa Abramovich memainkan peran awal dalam pembicaraan damai, tetapi prosesnya sekarang berada di tangan tim negosiator kedua negara.

Kedua belah pihak akan bertemu di Istanbul pada hari Selasa, 29 Maret 2022, untuk pembicaraan damai tatap muka pertama mereka dalam lebih dari dua minggu.

Baca juga: Oscar 2022 Adakan Mengheningkan Cipta untuk Ukraina

Penulis :
St Fatiha Sakinah Ramadhani