
Pantau.com - Pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki pada hari Kamis (5/5) kemarin, dan melukai setidaknya 16 warga Palestina dan menangkap puluhan dari mereka.
Pusat medis lapangan Sama al-Quds mengatakan kepada Al Jazeera bahwa terdapat 14 korban cedera dengan patah tulang akibat peluru berlapis karet dan kekurangan nafas karena gas air mata, .
Bulan Sabit Merah (The Red Crescent) melaporkan dua orang terluka akibat pemukulan dan telah dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.
Sekitar 50 pria Palestina, termasuk orang tua dan anak-anak, ditangkap dan dikawal keluar dari kompleks dari Bab al-Silsila (Gerbang Rantai).
Setidaknya 600 pemukim menyerbu kompleks itu melalui Gerbang Maroko pada Kamis antara pukul 07.00 hingga 11.00, dan diprediksi akan lebih banyak lagi antara pukul 13:30 sampai 14:30.
Serangan pemukim di bawah perlindungan polisi ke Kompleks Masjid Al-Aqsa ini dilanjutkan setelah jeda 10 hari di hari-hari terakhir Ramadhan, di mana ada ketegangan yang meningkat.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, Hamas mengatakan serangan pemukim adalah "Eskalasi serius dan provokasi langsung, mengancam ledakan komprehensif, di mana pemerintah pendudukan memikul tanggung jawab penuh".
Israel merayakan pendiriannya 74 tahun yang lalu pada hari Kamis, sesuai dengan kalender Yahudi, yang disebut sebagai 'Hari Kemerdekaan'. Orang-orang Palestina memperingati hari tersebut, pada tanggal 15 Mei sebagai Nakba atau malapetaka, di mana 750.000 orang Palestina dipindahkan secara paksa dari Palestina.
Tempat suci itu telah menjadi pusat kekerasan selama berhari-hari di tengah meningkatnya ketegangan, menyusul serangkaian serangan di dalam wilayah Israel dan penyerbuan di Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki.
Tahun lalu, meningkatnya ketegangan seputar pengusiran keluarga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem, adalah katalisator meluasnya protes Palestina di seluruh Israel dan wilayah Palestina yang diduduki.
Serangan Masjid Al-Aqsa oleh pasukan keamanan Israel selama bulan suci Ramadan pun meningkatkan ketegangan tersebut. Empat hari kemudian, serangan Israel 11 hari di Gaza dimulai, seolah-olah memang menargetkan fasilitas Hamas.
Sumber: Aljazeera
- Penulis :
- St Fatiha Sakinah Ramadhani