Pantau - Angka bunuh diri di Jepang mengkhawatirkan. Sejak Maret 2020 hingga Juni 2022, angka bunuh diri di Jepang mencapai 8.000 orang.
Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Taisuke Nakata asal Universitas Tokyo menyebutkan bahwa kasus bunuh diri yang terjadi banyak dialami perempuan berusia 20 tahun.
Sedangkan untuk perempuan berusia 19 tahun atau lebih muda mengalami peningkatan, tapi angkanya tidak sebesar perempuan masa 20 tahun.
"Perempuan lebih besar tidak memiliki pekerjaan tetap dari pada laki-laki. Cenderung lebih atas pengaruh ekonomi. Sementara kaum muda mungkin lebih dipaksa untuk diisolasi karena pembatas perilaku," ujar Nakata, dilansir pada Thejapantimes, Rabu, (17/8/2022).
Meskipun tingkat bunuh diri di Jepang mulai berkurang pada tahun 2010, tingkatan tersebut melonjak pada tahun 2020 untuk pertama kali semenjak 11 tahun yang lalu. Ditambah dampak pandemi Covid-19 yang begitu besar.
Akibat Covid-19 warga tokyo diperintahkan untuk menahan diri tidak beraktivitas di luar. Bahkan pemerintah Jepang dengan tegas meminta pengusaha restoran dan bar untuk menutup bisnis mereka sampai kondisi mulai menurun.
Agar tidak terpengaruh dampak buruk pandemi, para ahli meminta pemerintah untuk meringankan penanganan antivirus, termasuk memperpendek waktu untuk pasien yang terinfeksi.
[Laporan Kaorie Zeto Hapki]
Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Taisuke Nakata asal Universitas Tokyo menyebutkan bahwa kasus bunuh diri yang terjadi banyak dialami perempuan berusia 20 tahun.
Sedangkan untuk perempuan berusia 19 tahun atau lebih muda mengalami peningkatan, tapi angkanya tidak sebesar perempuan masa 20 tahun.
"Perempuan lebih besar tidak memiliki pekerjaan tetap dari pada laki-laki. Cenderung lebih atas pengaruh ekonomi. Sementara kaum muda mungkin lebih dipaksa untuk diisolasi karena pembatas perilaku," ujar Nakata, dilansir pada Thejapantimes, Rabu, (17/8/2022).
Meskipun tingkat bunuh diri di Jepang mulai berkurang pada tahun 2010, tingkatan tersebut melonjak pada tahun 2020 untuk pertama kali semenjak 11 tahun yang lalu. Ditambah dampak pandemi Covid-19 yang begitu besar.
Akibat Covid-19 warga tokyo diperintahkan untuk menahan diri tidak beraktivitas di luar. Bahkan pemerintah Jepang dengan tegas meminta pengusaha restoran dan bar untuk menutup bisnis mereka sampai kondisi mulai menurun.
Agar tidak terpengaruh dampak buruk pandemi, para ahli meminta pemerintah untuk meringankan penanganan antivirus, termasuk memperpendek waktu untuk pasien yang terinfeksi.
[Laporan Kaorie Zeto Hapki]
- Penulis :
- Aries Setiawan
