Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Kerusuhan Terus Berlangsung, Peserta Tour de France Khawatir Masuki Wilayah Prancis

Oleh M Abdan Muflih
SHARE   :

Kerusuhan Terus Berlangsung, Peserta Tour de France Khawatir Masuki Wilayah Prancis
Pantau – Tim-tim di Tour de France mengungkapkan kekhawatiran mereka saat kompetisi balap sepeda paling terkenal di dunia ini memasuki Prancis, di mana kerusuhan selama lima hari telah meninggalkan jejak kehancuran.

Dilansir dari New York Post, etape ke-110 balapan ini diadakan di Bilbao, Spanyol akhir pekan ini, dan akan mengayuh sepeda ke Prancis pada Senin (3/7/2023), di mana mereka akan menghadapi ketidakpastian karena negara ini terus dilanda kekerasan akibat penembakan fatal oleh polisi terhadap remaja berusia 17 tahun, Nahel Merzouk, di luar kota Paris pekan lalu.

"Konteksnya berbeda dari biasanya," kata Adrien Petit, pembalap tim Prancis Intermarche-Wanty Gobert.

"Setiap pagi saya mengecek berita untuk mengetahui apa yang terjadi semalam," imbuhnya

Pihak penyelenggara tidak memberi tahu para pembalap tentang kerusuhan di Prancis. Namun para atlet Prancis sangat tertarik untuk mengikuti perkembangan peristiwa tersebut.

"Jelas kami prihatin, kami tidak bisa tidak peka terhadap apa yang telah terjadi, tetapi tidak banyak yang bisa kami lakukan " kata Philippe Mauduit, direktur olahraga tim Prancis Groupama FDJ.

"Kami menunggu informasi dari penyelenggara, dari penegak hukum dan kami akan melakukan apa yang mereka perintahkan. Pihak penyelenggara bahkan tidak menyebutkannya dalam rapat tim. Ini adalah keheningan radio dari mereka," sambungnya.

"Mungkin mereka sendiri tidak memiliki solusi atau informasi apa pun. Kami akan beradaptasi," tambah Mauduit.

Protes tersebut dipicu oleh penembakan yang dilakukan oleh polisi Nahel pada hari Selasa, seorang sopir pengantar barang Muslim yang terbunuh saat pemberhentian lalu lintas di pinggiran kota Nanterre.

Para pejabat Prancis mengatakan sekitar 45.000 polisi telah dikerahkan untuk mencoba memadamkan kerusuhan di seluruh negeri, yang telah menyebabkan sedikitnya 3.000 pengunjuk rasa ditangkap dalam bentrokan dengan polisi dan gendarme.

Merzouk dimakamkan pada Sabtu (1/7/2023), setelah itu neneknya memohon perdamaian.

"Saya meminta mereka untuk berhenti," katanya. "Kami ingin semuanya tenang."

Polisi mengatakan lebih dari 700 perusuh ditangkap dalam semalam pada Sabtu hingga Minggu, dengan 45 polisi terluka dalam konfrontasi - turun dari lebih dari 1.300 orang pada malam sebelumnya.

Namun, meskipun ada tanda-tanda bahwa kekerasan mungkin perlahan mereda, beberapa pembalap Tour de France mengatakan bahwa mereka tetap berhati-hati saat mengayuh sepeda di tengah ketidakpastian.

"Saya harap ketika kami tiba di kota-kota besar tidak ada hal serius yang terjadi," ujar pembalap tim AG2R Citroen, Aurelien Paret Peintre. "Kita lihat saja perkembangannya."
Penulis :
M Abdan Muflih