
Pantau.com - Kementerian Pertahanan Rusia memberikan penjelasan soal temuan baru terkait hilangnya Malaysia Airlines Boeing 777 yang jatuh di timur Ukraina pada tahun 2014.
Empat tahun lalu, pada 17 Juli 2014, pesawat Malaysia Airlines Boeing 777 yang terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur jatuh di dekat kota Donetsk. Semua 298 penumpang dan awak di pesawat itu tewas.
Baca juga: Polisi Dakwa Pendiri Parpol Baru di Thailand Pasca Berbicara di Facebook
Rusia membantah tudingan Ukraina yang mengatakan jika misil Moskow menembak jatuh pesawat tersebut. "Saya percaya bahwa kita harus bergerak melampaui pernyataan Kementerian Pertahanan (ukraina), masalah ini harus diangkat di tingkat PBB," kata Frants Klintsevich, seorang anggota Komite Pertahanan dari majelis tinggi parlemen Rusia, yang dilansir dari Sputnik, Senin (17/9/2018).
"Gambar-gambar traktor, trailer, banyak tanda-tanda pemalsuan rekaman video juga terungkap dalam sebuah tayangan yang menunjukkan pergerakan (Ukraina) di Luhansk," bunyi keterangan militer Rusia.
"Pada tanggal 24 Mei 2018, briefing diadakan oleh perwakilan dari Tim Investigasi Gabungan, di mana serpihan mesin dan nosel rudal sistem rudal Buk telah ditunjukkan. Menurut para peneliti, pesawat MH17 Malaysia Boeing jatuh pada 17 Juli 2014. Pada saat yang sama, perhatian tertarik pada jumlah komponen ini dari rudal 9M38, yang dapat Anda lihat pada slide," kata Kepala Direktorat Rudal dan Artileri Utama Militer Rusia, Letnan Jenderal Nikolai Parshin
"Kami memiliki rekaman audio percakapan telepon dari tentara Ukraina yang dibuat pada tahun 2016. Analisis kontennya menegaskan sebelumnya membuat kesimpulan tentang keterlibatan langsung dari sisi Ukraina dalam kecelakaan Boeing Malaysia," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov.
Baca juga: Lakukan Pemerkosaan dan Serangan Brutal, Anak Seorang Pejabat Polisi Ditangkap
Kementerian Pertahanan Rusia memperingatkan bahwa Ukraina dapat menghancurkan dokumentasi untuk rudal yang menembakan penerbangan MH17 untuk menyembunyikan kebenaran.
"Saya ingin memberitahu Anda siapa penerima dan menggunakan roket ini. Jadi rudal, pada 29 Desember 1986, dikirim dengan kereta api ke unit militer 20152. Sudah diketahui bahwa rudal itu diterima oleh militer," Parshin mengatakan pada suatu pengarahan.
Kementerian Pertahanan Rusia juga menyatakan bahwa misil Buk resimen bersenjata dengan rudal yang menumbangkan pesawat MH17 berulang kali terlibat dalam apa yang disebut operasi anti-teroris di Donetsk dan Lugansk.
- Penulis :
- Widji Ananta