Pantau - Jumlah korban tewas akibat kebakaran hebat yang menghanguskan sebuah kota bersejarah di Hawaii mencapai 53 orang pada Kamis (10/8/2023), menjadikannya salah satu bencana paling mematikan yang melanda kepulauan tersebut sejak mereka menjadi negara bagian AS.
Kebakaran hutan di pantai barat pulau Maui, Hawaii yang dipicu oleh angin kencang dari badai di dekatnya terjadi pada Selasa (8/8/2023) dan dengan cepat melalap kota tepi pantai Lahaina.
Api bergerak begitu cepat sehingga banyak orang yang lengah, terjebak di jalanan atau melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.
"Pada tahun 1960, ada 61 korban jiwa saat gelombang besar menerjang Big Island," kata Gubernur Josh Green, merujuk pada tragedi yang terjadi setahun setelah Hawaii menjadi negara bagian ke-50 di Amerika Serikat.
"Kali ini, kemungkinan besar jumlah korban tewas akan jauh melebihi itu," imbuhnya.
Para pejabat di Maui County mengatakan pada Kamis bahwa jumlah korban tewas yang telah dikonfirmasi mencapai 53 orang, dan para petugas pemadam kebakaran masih berjuang melawan kobaran api.
Lahaina pada Kamis terbaring di reruntuhan yang hangus dan berasap, dengan Green mengatakan bahwa 80 persen dari kota tersebut telah lenyap.
"Tidak diragukan lagi, semua orang akan menggambarkannya seolah-olah sebuah bom menghantam Lahaina," katanya.
"Ini terlihat seperti kehancuran total; bangunan-bangunan yang telah kita nikmati dan rayakan bersama selama beberapa dekade, selama beberapa generasi, hancur total," imbuhnya.
Presiden Joe Biden pada Kamis menyatakan kebakaran tersebut sebagai "bencana besar" dan membuka blokir bantuan federal untuk upaya bantuan, karena penduduk mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak bantuan dalam pemulihan yang bisa memakan waktu bertahun-tahun.
[Sumber: CNA News]
- Penulis :
- Abdan Muflih
