
Pantau - Direktur Eksekutif Partner Politik Indonesia AB Solissa menilai, kemajuan alat untuk sistem pertahanan (alutsista) serta teknologi dari pejuang Hamas tak mungkin berdiri sendiri tanpa disokong pihak lain.
"Menurut saya, kemajuan teknologi perang Hamas disponsori oleh sejumlah negara yang memiliki kepentingan langsung dengan konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel," ujar AB Solissa kepada Pantau.com, Senin (9/10/2023).
Sayangnya, lanjut AB Solissa, sejauh ini belum ada referensi kuat negara mana saja yang ikut membantu Palestina dalam persenjataan dalam peperangan ini.
"Hanya saja, sejauh ini belum ada referensi kuat soal negara manasaja yang turut membantu Palestina dalam persenjataan dalam melawan Israel," tuturnya.
Dia berspekulasi, jika dukungan kekuatan tersebut bisa saja datang dari beberapa negara di Timur Tengah, bahkan bisa lebih luas dari itu.
"Tapi spekulasi saya, supporting kekuatan persenjataan ini bisa saja datang dari negara-negara tertentu yang berada di Timur Tengah, atau bisa saja ada perusahaan alusista yang secara global lagi membuka pasar untuk kepentingan industri persenjataan," pungkasnya.
Diketahui, serangan mendadak dengan skala besar yang dilakukan militan Hamas terhadap Israel, Sabtu (7/10/2023) mengejutkan banyak pihak.
Bahkan, pemerintah Israel pun tak percaya ada gerakan perlawanan dari pejuang kemerdekaan Palestina secepat dan serapi itu.
Ada dua hal yang perlu dilihat dari aksi pejuang Hamas Palestina. Pertama, konsolidasi internal dari pejuang Palestina terbilang cepat, rapi, dan terorganisir. Sehingga membuat pihak keamanan Israel tak mampu membendung aksi para pejuang Hamas Palestina.
Kedua, dari sisi peralatan, alusista pejuang Hamas mengalami kemajuan signifikan. Bahkan, sistem pertahanan udara Israel yang dianggap paling canggih pun tak bisa menahan serangan udara dari roket-roket pejuang Hamas.
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino