Pilot AS Bakar Diri, Ucapkan Kalimat Terakhir: Bebaskan Palestina!

Pantau - Pilot Angkatan Udara Amerika Serikat, Aaron Bushnell, nekat melakukan aksi bakar diri di depan Kedubes Israel di Washington. Aksi bakar diri ini membuatnya dalam kondisi kritis hingga meninggal dunia.

Aksi nekat tersebut ia lakukan pada Minggu (25/02/2024) sebagai aksi protes atas genosida yang dilakukan Israel di Gaza yang telah menewaskan hampir 30 ribu orang hingga kini. Ia merekam dirinya saat melakukan aksi.

"Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida. Palestina merdeka!" kata Bushnell dilansir CNN Indonesia yang dikutip Reuters.

Lebih lanjut, Bushnell mengatakan “Saya akan melakukan aksi protes ekstrem, tapi dibandingkan apa yang dialami rakyat Palestina di tangan penjajah, aksi ini tidak ekstrem sama sekali. Inilah yang diputuskan oleh kelas penguasa sebagai hal normal,”

Setelah menyampaikan kata-kata tersebut, Bushnell menyiram diri dengan bensin, membakar tubuh dan berteriak “Bebaskan Palestina” lalu ia tidak sadarkan diri.

Diketahui bahwa ia dilalap api selama kurang lebih satu menit sebelum petugas memadamkan api, lalu dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis dan dinyatakan meninggal dunia.

Baca juga:

Tentara Amerika Bakar Diri Bela Palestina Meninggal Dunia

Perdana Menteri Palestina Mengundurkan Diri

Sementara itu, pihak Angkatan Udara menyampaikan simpati terdalam atas kejadian tersebut.

"Ketika tragedi seperti ini terjadi, setiap anggota AU merasakannya. Kami menyampaikan simpati terdalam kami kepada keluarga dan teman-teman Penerbang Senior Bushnell. Kami meminta Anda menghormati privasi mereka selama masa sulit ini," kata Kolonel Angkatan Udara AS Celina Noyes.

Pihak Hamas melalui akun Telegramnya juga diketahui turut menyampaikan belasungkawanya atas kejadian ekstrem yang dialami Bushnell.

"Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus dan solidaritas penuh kepada keluarga dan teman-teman pilot AS Aaron Bushnell, yang mengabadikan namanya sebagai pembela nilai kemanusiaan dan penderitaan rakyat Palestina, yang tertindas oleh pemerintah AS dan kebijakannya yang tidak adil," demikian pernyataan Hamas.