Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Perdana Menteri Palestina Mengundurkan Diri

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Perdana Menteri Palestina Mengundurkan Diri
Foto: Perdana Menteri Palestina, Mohammad Ibrahim Shtayyeh (ANTARA)

Pantau - Perdana Menteri Palestina, Mohammad Ibrahim Shtayyeh dikabarkan mengumumkan pengunduran dirinya dari pemerintahan.

“Keputusan untuk mengundurkan diri diambil mengingat eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Tepi Barat dan Yerusalem serta perang, genosida dan kelaparan di Jalur Gaza,” kata Shtayyeh seperti dilansir IDNTimes Senin (26/02/2024) yang dikutip dari Al Jazeera, Senin (26/2/2024).

Hari ini, 26 Februari ia menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas. 

Shtayyeh menyebut bahwa Palestina membutuhkan pemerintahan baru untuk permasalahan yang terjadi saat ini. Selain itu, tahapan dan tantangan-tantangannya memerlukan pengaturan pemerintahan dan politik baru yang mempertimbangkan realitas baru di gaza. Serta perlunya konsensus Palestina yang didasarkan pada peraturan serta perluasan kesatuan otoritas atas tanah Palestina.

Baca juga: 

Komisi Palestina APA Didorong Lebih Aktif Suarakan Kemerdekaan Palestina

Fadli Zon Serukan Parlemen se-Asia Dorong Keadilan Rakyat Palestina

Kita semua tahu bahwa konflik Israel-Palestina kembali memanas sejak akhir tahun 2023 lalu dan memakan ribuan korban tewas.

Diketahui bahwa Benjamin Netanyahu selaku Perdana Menteri Israel telah menolak seruan Otoritas Palestina yang mana penolakan ini juga didukung parlemen Israel. Ia mengatakan bahwa ia menentang upaya yang memaksakan pembentukan negara Palestina yang tidak hanya gagal membawa perdamaian tetapi juga membahayakan negara Israel.

Hingga saat ini konflik masih terus memanas, Israel masih terus menggempur Palestina ditengah seruan gencatan senjata dari berbagai negara di dunia. Diketahui bahwa serangan Israel mengakibatkan setidaknya 29.692 warga Palestina tewas dan 69.879 orang terluka. Bahkan, dalam 24 jam terakhir ini terdapat 86 warga Palestina tewas dan 131 lainnya terluka. 

Penulis :
Latisha Asharani
Editor :
Khalied Malvino